Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meniadakan PR dan Berebut Waktu untuk Mempelajari Hal Lain

17 Juli 2018   20:49 Diperbarui: 18 Juli 2018   17:17 2088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.sekolahdasar.net

Anak saya pernah meminta ijin untuk punya akun Facebook (contoh) yang mensyaratkan minimum usia 14 tahun saat dia masih berusia 12 tahun. Saya tegas mengatakan tidak! Dia beralasan kalau teman-temannya sudah punya dengan cara memalsukan tahun lahir. Saya jawab tegas menjawabnya TIDAK! Dia menambahkan bahwa orang tua temannya menyetujui hal itu. Saya tegaskan sekali lagi, TIDAK! Saya minta dia untuk menunggu waktunya tiba. 

Saya yakin, berbagai program sosmed yang memberikan batasan usia minimal pasti punya alasan. Salah satunya adalah kemampuan untuk mengendalikan diri yang (biasanya) masih lemah di bawah usia tertentu. Hanya saja, pemilihan angka secara pasti sudah pasti akan menjadi isu yang tak lekang untuk diperdebatkan.

Game online juga telah meraup waktu siswa. Beberapa media memberikan razia yang menjaring siswa di tempat game online saat jam sekolah menunjukkan bahwa pergumulan terkait dengan game online ini cukup besar. 

Di sisi yang lain, ada juga siswa yang menghabiskan waktunya dari satu tempat les ke tempat les yang lain. Saya bukanlah orang yang anti dengan les, tetapi apa tujuannya? Jika tujuannya untuk mengembangkan bakat dan minat, saya masih bisa menerima. Tetapi jika tujuannya supaya bisa berprestasi, saya cenderung menolaknya. Ya..., saya pernah menolak memberikan les kepada seorang siswa yang sebenarnya sudah mampu belajar mandiri. Jika memang si anak punya kesulitan belajar, maka les bisa menjadi solusi. 

Aktivitas selain PR memang banyak, tetapi apakah dengan meniadakan PR maka siswa pasti punya waktu untuk belajar yang lain? Saya meragukan hal itu. Bisa jadi, waktu yang biasanya dipakai untuk mengerjakan PR akan dialihkan untuk lebih banyak main game online atau ber-sosmed. Akibatnya tujuan peniadaan PR tersebut menjadi sia-sia.

Bercermin dari model pendidikan di Finlandia

Finlandia menjadi sebuah negara yang masuk dalam referensi saat berbicara tentang sistem pendidikan. Beberapa tahun tinggal di negara ini, saya melihat ada hal yang menarik terkait dengan PR. Sistem pendidikan Finlandia tidak melarang guru memberikan PR kepada siswanya. Hanya saja, pemberian PR ini mengacu pada usia siswa. 

Untuk level SD, PR dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit, kecuali untuk tugas besar seperti mengumpulkan herbarium. Pada jenjang SMP dan SMA, model PR bisa semakin kompleks tetapi tetap tidak sampai membuat anak kehilangan waktu banyak sehingga tidak sempat mengerjakan yang lain.

Beberapa tayangan video menyebarkan berita bahwa di Finlandia tidak ada PR. Rasanya memang judul harus dibuat bombastis supaya menarik. Yang benar adalah PR di Finlandia disesuaikan dengan usia siswa.

Saya belum pernah menemui LBB di Finlandia seperti yang menjamur di Indonesia. Saya hanya menemui berbagai macam klub yang dapat diikuti siswa di luar jam sekolah. Selain itu, Finlandia banyak menekankan kecintaan terhadap alam dan udara di luar sehingga situasi taman kota bisa dipastikan padat saat udara cerah. Kondisi suhu 20-30 derajad celsius sudah memberikan godaan yang sangat besar untuk mendorong anak-anak beraktivitas di luar rumah.

Penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun