Bukankah secara umum perguruan tinggi adalah gerbang terakhir sebelum seseorang terjun ke masyarakat? Lalu, jika kasus sederhana yang bisa menghambat kedewasaan seseorang dalam hal tanggung jawab diBUNTU, bukankah perguruan tinggi sudah mengkhianati tujuan mulia pendidikan yang mendewasakan?Â
Belum lagi ditambah dengan berbagai macam dispensasi terkait dengan pengumpulan tugas supaya ybs bisa lulus padahal sebelumnya tidak bisa lulus karena selalu terlambat mengumpulkan tugas? Masih ada juga model remidiasi yang tidak tepat sasaran yang membuat mahasiswa tidak menghargai ujian yang diberikan karena berharap pasti ada remidiasi jika tidak lulus.Â
Menurut saya, remidiasi layak diberikan kepada mahasiswa yang seharusnya lulus karena memang rekam jejaknya menunjukkan adanya tanggung jawab studi tetapi ternyata tidak lulus. Remidiasi tidak layak diberikan kepada mahasiswa yang memang tidak layak lulus karena tidak bertanggung jawab terhadap studinya. Bagaimana dosen bisa tahu hal ini? Ini masalah kualitas proses belajar mengajar yang disorot BAN, tetapi BAN menggunakan instrumen yang tidak tepat untuk menilainya.
Dari tahun ke tahun setiap saya berbicara dengan panitia yang menyambut kehadiran mahasiswa baru dan berkomentar terkait dengan kegiatan yang dilakukan, saya mendapat jawaban yang sama, yaitu mahasiwa baru ini manja. Ups...! Waktu mereka masih mahasiswa baru, ini juga komentar yang disampaikan kakak kelasnya? Berarti terjadi penurunan kualitas dong!
Ini yang saya tulis di atas sebagai PEMBUNTUAN jalan menuju kedewasaan. Lebih menyedihkan lagi, pembuntuan ini justru dilakukan institusi pendidikan demi sebuah ego terkait dengan nama baik dan reputasi. Jadi nama baik sebuah kampus harus dibayar mahal dengan ketidakdewasaan mahasiswa dan alumninya, yang lalu harus jatuh bangun ditabrak sana sini demi sebuah proses menuju kedewasaan yang dibuntu tersebut. Tidak main-main... ini sudah menjadi masalah tingkat nasional dengan kehadiran BAN di situ.
Apakah dunia pendidikan BISA berubah? Saya jawab dengan lantang, BISA! Apakah dunia pendidikan MAU berubah? Dengan lirih saya menjawab, TIDAK TAHU.
Salam kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H