Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Sekelumit Kisah Menjadi Pemilih Pilkada di Negeri Orang

9 April 2017   15:47 Diperbarui: 17 April 2017   19:00 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.aprt.fi/wp-content/uploads/rotuaari_stage_aprt_03.jpg

Hari ini, 9 April 2017, Finlandia mengadakan pemilu serentak untuk memilih perwakilan di tingkat municipality. Kegiatan ini berlangsung setiap 4 tahun sekali dan pemilihnya adalah semua orang yang tinggal di Finlandia secara permanen atau mendapatkan ijin tinggal tipe A. Dengan demikian, pemilihnya bisa berasal dari negara lain, selama memenuhi salah satu dari dua syarat di atas.

Beberapa bulan yang lalu, saya menerima surat dari Maistratti, semacam kantor catatan sipil, bahwa saya bisa mengikuti ajang 'pilkada' ini. Awalnya cukup kaget karena saya berpikir bahwa pemilihnya adalah warga negara Finlandia, ternyata tidak. Intinya, pemilih adalah orang yang sedang menetap di daerah situ.

Membandingkan hiruk pikuk kampanye di Indonesia - mumpung pas juga sedang Pilkada serentak - dengan di Finlandia ada perbedaan yang menarik. Cara memilihnya juga menarik untuk disimak. Seperti apa perbedaannya?

Lokasi kampanye

Kalau di Oulu, kota tempat saya tinggal, lokasi kampanye biasanya di sebuah square yang dinamakan Rotuaari yang terletak di pusat kota. Lokasi ini memang dirancang untuk tempat mengadakan acara umum, seperti lomba, pentas seni, kampanye, bahkan demonstrasi.

Saya tidak menemikan model kampanye di stadion dengan konsep rapat akbar atau semacam itu. Kampanye dilakukan dengan cara bertemu pemilih secara langsung atau menggunakan web. Di Rotuaari inilah dibangun stan untuk setiap partai yang dilengkapi dengan berbagai atribut dan pernak perniknya, termasuk beberapa jenis makanan.


Pernak pernik kampanye

Seperti halnya pemilu, kampanye merupakan bagian yang tak terpisahkan. Model kampanye yang dilakukan ada yang sama dengan di Indonesia, tetapi juga ada yang berbeda. Yah... bukankah perbedaan itu muncul sebagai bentuk dari variasi?

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Dalam masa kampanye, tidak terlihat terlihat model rapat akbar atau keliling kota dengan membawa bendera partai dan memasang baliho besar secara pribadi. Kampanye dilakukan dengan cara memasang baliho secara kolektif dan dipasang berdampingan dengan calon dari partai lain. Dalam baliho ditunjukkan foto, nomor yang akan dipilih, dan latar belakang yang bersangkutan, serta partai yang mengusunya.

Pernak pernik kampanye sedikit berbeda karena lebih sederhana. Salah satu yang paling umum adalah memberikan kartu nama yang ditempeli dengan permen. Jadi dalam kartu nama tersebut tercantum nama dan nomor yang bersangkutan berikut nama partai pengusunya. Kartu seperti ini dibagikan oleh si pemilik atau oleh semacam relawan pendukungnya. Mirip dengan Indonesia ya!

Selain kartu nama yang diberi permen, media lain yang digunakan adalah pocket tissue, korek api, tanda parkir, bunga, buah, pin, scarf, bolpoin, dkk. Intinya tergantung kreativitas, bahkan tahun ini ada yang membagikan ember. Ember??? Ya! Ember! Aneh? Mungkin, tetapi orang di sini menggunakan ember untuk mengumpulkan berry di hutan. Semoga saya ingat untuk berbagi kisah tentang memetika berry secara bebas di hutan.

Makanan

Kalau dalam kampanye di Indonesia, kadang-kadang, ada nasi bungkus dan makanan kecil, maka di sini juga demikian. Makanan yang biasa disajikan adalah sup kacang polong (dalam bahasa Finlandia: hernekeittö). Kacang polong direbus sampai lembek dan dicampur dengan daging (biasanya ayam atau sapi) atau versi vegetarian. Bumbu yang dicampukan adalah garam, mustard (sinappi), sedikit gula, dan bawang bombay. Kalau disajikan di rumah, biasanya dimakan bersama dengan roti tawar dari gandum jenis rye (warnanya coklat tua) atau oat yang dilaburi mentega. Berhubung ini disajikan di ruang terbuka, maka biasanya tidak disediakan roti sama sekali. Kepopuleran sup ini memang bisa dibilang cukup tinggi. Dalam setiap kampanye, sup ini selalu disajikan pada hari Sabtu. 

Dalam pembicaraan di sebuah stan, seorang anggota partai mengatakan bahwa ia bertanggung jawab untuk memasak sup kacang polong ini. Dia mengatakan bahwa hari Sabtu yang lalu dia menyiapkan 200 porsi dan ternyata habis dalam waktu sekejab. Jadi dia berencana untuk menyiapkan 500 porsi. Itu berarti 30 kg kacan polong dan hampir 200 liter air untuk memasaknya.

http://im.mtv.fi/image/3033974/landscape16_9/1024/576/d2d22266408280973d2737a876374e73/Le/1815848.jpg
http://im.mtv.fi/image/3033974/landscape16_9/1024/576/d2d22266408280973d2737a876374e73/Le/1815848.jpg
Selain sup kacang polong, makanan yang disajikan adalah grilled sausage (sosis panggang atau grillimakkara). Sosis ini sebenarnya sudah matang, tetapi biasanya dipanggang sehingga lebih enak saat dimakan. Orang di sini biasanya memakan sosis jenis ini dengan diberi saus tomat atau mustard. Sosis seperti ini sangat populer di Finlandia karena mudah sekali menjumpai orang berkumpul di taman sambil memanggang sosis di panggangan yang telah disediakan oleh pemerintah kota. Musim panas adalah waktu yang tepat untuk melakukan hal semacam ini.

http://4.bp.blogspot.com/-RFywRrdSfks/UdvZ1ZrUqAI/AAAAAAAADGU/vi4aUCIom8E/s1600/IMG_3100.JPG
http://4.bp.blogspot.com/-RFywRrdSfks/UdvZ1ZrUqAI/AAAAAAAADGU/vi4aUCIom8E/s1600/IMG_3100.JPG
Kedua jenis makanan di atas hanya disajikan di hari Sabtu. Di semua hari, kecuali Minggu, para kontestan menyediakan kopi atau jus dan beberapa roti serta biskuit dan permen. Orang Finlandai sangat menyukai kopi, sehingga minum kopi sambil ditemani biksuit atau roti sambil ngobrol dan 'kampanye' adalah cara yang mereka pakai untuk menggaet pemilih. 

Cara memilih

Pilkada dilakukan secara langsung dan serentak tetapi orang bisa melakukan pemilihan sebelum hari H. Caranya adalah dengan mendatangi kantor pos atau beberapa tempat yang telah ditentukan untuk hal ini. Pemilih menunjukkan kartu identitas (KTP) dan petugas akan mencari data yang bersangkutan untuk selanjutnya diberi kertas suara. 

Kertas suaranya sangat sederhana! Sayang, saya lupa memotretnya saat memilih tadi pagi. Surat suara berukuran A5 dan dilipat dua. Bagian kiri terdapat tulisan dalam bahasa lokal yang saya tidak mengerti karena kemampuan bahasa Finlandia saya sangat rendah, sedangkan di sebelah kiri terdapat sebuah lingkaran berdiameter kira-kira 7-8 cm. Disitulah pemilih menuliskan nomor yang dipilih. Surat suara dicetak hitam putih, tanpa foto kontenstan dan logo partainya. Ngirit juga ya! 

Saya teringat pemilu di Indonesia menggunakan surat suara dengan foto kontestan dan logo partai, full color, dengan ukuran yang luar binasa besarnya. Posisi foto kontestan dan cara melipatnya bisa jadi analisis yang panjang karena dianggap menguntungkan beberapa pihak. Selain itu, dengan surat suara yang besar dan full color, pasti memakan biaya yang cukup besar.

Dalam bilik suara terdapat daftar nama kontestan, nomor, dan partainya sebagai pemandu bagi pemilih. Jadi, tidak disediakan paku atau alat penusuk seperti yang di Indonesia. Setelah selesai, surat suara dilipat seperti semula (tinggal dilipat sekali), diberi stempel untuk petugas dan dimasukkan ke kotak suara. 

Apakah pemilih yang telah melakukan pemilihan terlebih dahulu bisa memilih lagi? Tidak! Ada sebuah database yang mencatat keikutsertaannya sebagai pemilih sehingga setiap orang hanya bisa memberikan satu suara. Mungkin sistem ini masih mudah diterapkan di Finlandia karena infrastukturnya sudah siap. Selain itu dengan jumlah penduduk tidak lebih dari 6 juta jiwa, melakukan hal ini juga tidak terlalu rumit. Bukankah jumlah pemilihnya pasti kurang dari itu? Coba bandingkan dengan di Indonesia yang jumlah pemilihnya mencapai lebih dari 100 juta.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Memilih terlebih dahulu hanya bisa dilakukan pada periode tertentu. Di luar periode tersebut, pemilih harus mendatangi tempat yang telah ditentukan, sesuai dengan surat undangan yang diterimanya. Tempat pemilihan dibuka mulai jam 9 pagi dan ditutup jam 8 malam.

Masa tenang

Oleh karena pemilihan bisa dilakukan sebelum hari H, maka tidak ada masa tenang di Finlandia. Jadi, walaupun hari ini adalah hari H yang ditentukan, maka kampanye masih berlangsung hingga kemarin. Situasi Rotuaari yang saya pantau kemarin masih cukup ramai. Para kontestan masih berusaha merebut suara dari mereka yang belum memilih. Bahkan ada beberapa kontestan yang hanya mau membagikan kartu nama yang sudah ada permennya itu ke orang dewasa. Ia tidak bersedia memberikannya kepada anak-anak yang juga menyukai permen itu.

Penutup

Akan terdapat 67 orang yang akan duduk di perwakilan ini dengan berbagai macam latar belakang. Mereka tidak menerima gaji karena tugasnya ini melainkan uang kehadiran rapat. Dengan demikian, motivasi seseorang untuk menjadi anggota perwakilan kelompok masyarakat ini bukan uang. Bukankah tidak ada gaji dari poisi mereka tersebut? Saya tidak tahu bagaimana halnya untuk semacam DPR tingkat nasional.

Mungkin kita belajar di model pemilu di Finlandia. Misalnya, masalah surat suara yang dicetak kecil, hitam putih. Ini jelas sebuah penghematan luar biasa. Namun memang kita menghadapi kendala terkait dengan melek aksara. Mungkin saat Indonesia sudah bebas buta huruf, kita bisa menerapkan hal seperti itu.

Model kampanye yang tidak mengumpulkan masa dalam jumlah besar mungkin bisa juga ditiru. Dalam pengamatan saya terkait dengan pemilu kali ini dan pemilu anggota dewa beberapa tahun lalu, sepertinya tidak terdengan bentrokan antar pendukung partai. Saya berharap, kita di Indonesia bisa lebih dewasa dalam menghadapi perbedaan. Kita semua sadar bahwa Indonesia itu Bhinneka Tunggal Ika. Ini memang fakta tetapi jika fakta ini tidak dijaga dan diperjuangkan, kita akan kehilangan ciri khas ini. Justru saat kita ini berbeda tetapi tetap bersatu, ini memberikan sinyal yang kuat bagi bangsa lain untuk tidak macam-macam dengan kedaulatan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun