Mohon tunggu...
Hawin Fizi Balaghoni
Hawin Fizi Balaghoni Mohon Tunggu... Aktivis Kemanusiaan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Alumni Universitas Negeri Surabaya. Pedagang Kecil dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Menulis Menjadi Hobi - Traveler - Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pisank Man Prolog Mengejar Cinta

25 Oktober 2018   05:52 Diperbarui: 28 Oktober 2018   22:42 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr Talaz menerima coretan resep itu. Terucap terimakasih yang mendalam kepada Wortel Women. Dengan menahan haru, Pisank Man juga nampak sumringah atas kedatangan Wortel Women. Dalam batinnya begitu mempesona wanita ini. Dr Talaz meminta Wortel Women untuk makan bersama di ruang dapur. Pisank Man meminta Dr Talaz untuk membolehkan ikut dalam jamuan makan siang itu. Sajian menu Ikan Klotok, Kuah Kelor, Tahu, Tempe, Sambal Terasi, Nasi Jagung, Minuman Wedang Asem. Dimulai berdoa mereka bertiga menyantap sajian sederhana itu dengan suasana apa adanya. Tampak langit hitam mengintip dari celah genteng yang bocor. Di dalam Tungku juga masih ada bara api yang belum benar-benar dipadamkan. Sesekali juga Dr Talaz menawarkan untuk menambah porsi makan.

"Pak, disini asyik ya suasananya, anginnya, suhunya. Menu makanannya juga enak. Ini masak sendiri ya?." Tanya Wortel Women.

"Iya mbak, saya yang masak. Biasanya sebulan sekali sudah saya ektrak bumbu dan bahan makanannya agar bisa tahan lebih lama. Kandungan gizinya juga kami perhatikan. Di kebun biasanya juga melakukan pengembangan botani. Alatnya juga kita buat sendiri." Jawab Dr Talaz.

"Saya dari tadi kagum anda begitu peduli terhadap ilmu pengetahuan. Wawasan anda sangat luas, ditambah kehebatan anda dalam membuat penemuan juga luar biasa." Lanjut Wortel Women.

"Hmm.. Semoga kedepannya dapat menjadi desa percontohan ya." Sahut Dr Talaz.

"Aamiin.." Cletuk Suara Pisank Man menengahi pembicaraan Dr Talaz dan Wortel Women.

Di teras rumah pemandangan kebun terbentang luas. Ada burung gereja sesekali mencoba peruntungan mencari biji murbei. Menjelang malam, matahari akan tenggelam mengikuti kerinduannya kepada gelap. Sunset yang tidak akan pernah terlupakan oleh Wortel Women. Pun begitu buat Pisank Man yang bersyukur telah sakit sebab dia dapat bertemu dengan Wortel Women. Pertemuan yang berawal dari hal yang tidak terduga selalu melibatkan peran Tuhan yang membalas kebaikan kita. Wortel Women pamit pulang. Rumah reot itu hanya ditinggali berdua kembali seperti sediakala. Dr Talaz memberikan tulisan resep dari Wortel Women kepada Pisank Man. Oleh Pisank Man kertas itu disimpan di saku kanan celananya, sebab yang saku kiri sudah ada Ikan Asin Bakar untuk camilan malam nanti. Rasa penasaran membuat Pisank Man ingin tetap sakit agar dapat bertemu lagi dengan Wortel Women. Perasaannya menembus garis nalar logisnya. Begitulah logika dapat tersisih karena pandangan pertama yang membuatnya jatuh cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun