Mohon tunggu...
Hawin Fizi Balaghoni
Hawin Fizi Balaghoni Mohon Tunggu... Aktivis Kemanusiaan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Alumni Universitas Negeri Surabaya. Pedagang Kecil dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Menulis Menjadi Hobi - Traveler - Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ontologi Mahasenduro Part 19

24 Juli 2018   20:36 Diperbarui: 24 Juli 2018   21:09 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kangen, Cinta, dan Dirgahayu

Bahadur : Menurut kamu apa definisi kata "Kangen" ?

Pak kadiman : Kangen itu cerita masa lalu yang diungkit-ungkit

Bahadur : Sampeyan punya rasa kangen? Ke siapa?

Pak Kadiman : Aku kangen seseorang yang kini sudah menjadi mahromku.

Bahadur : Maksud sampeyan? Kini dia sudah jadi ibu tiri sampeyan ya?

Pak Kadiman : Iya dur, mungkin ini yang namanya cinta segi lima belas, Apess dah

Bahadur : Wah keren ya, gimana rasanya kayak gitu pak?

Pak Kadiman : Super pokoknya dur, kebayang kan kita akan memiliki ibu dengan "rasa cinta" yang tidak sama kepadanya

Bahadur : Hebat sampeyan pak, bisa menerjemahkan bahasa cinta dengan tempat yang berbeda. Trus menurut sampeyan " Cinta " itu harus seperti apa?

Pak Kadiman : Cinta itu harapan-harapan dari rasa kangen yang ingin diwujudkan

Bahadur : Mirip seperti perjuangan gitu ya pak? Kalau seseorang mau berjuang dalam hal apa pun, itu yang namanya cinta, hmm..

Pak Kadiman : ya gitu lah dur, saat ini momennya Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia, kamu punya kangen atau cinta kepada Indonesia?

Bahadur : Saat ini hal yang tidak terduga sering terjadi pak. Media TV, Media Massa, Koran, sudah tidak sesakral dulu lagi. Kalau pun kangen, sudah sebegitu susahnya menjadi seorang remaja untuk mencintai negeri ini.

Pak Kadiman : Iya dur, apa betul ya dirgahayu itu layak kita ucapkan saat ini?

Bahadur : Sebetulnya boleh-boleh saja pak, tiada yang boleh memaksakan pemahaman. kita selalu berbeda dengan yang lainnya. Sebab kita melihatnya dari sisi yang berbeda pula. Kapan-kapan kita ucapkan dirgahayu dengan keras-keras, ketika kita bertemu ibu pertiwi telah tersenyum sama seperti ketika pejuang-pejuang mencintainya dulu. Ibu pertiwi negeri ini pastilah sangat cantik ya pak?

Pak Kadiman : bener kamu dur, semoga saja ibu pertiwi sehat dan cantik selalu.

Bahadur : Amin ya robbal alamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun