Kangen, Cinta, dan Dirgahayu
Bahadur : Menurut kamu apa definisi kata "Kangen" ?
Pak kadiman : Kangen itu cerita masa lalu yang diungkit-ungkit
Bahadur : Sampeyan punya rasa kangen? Ke siapa?
Pak Kadiman : Aku kangen seseorang yang kini sudah menjadi mahromku.
Bahadur : Maksud sampeyan? Kini dia sudah jadi ibu tiri sampeyan ya?
Pak Kadiman : Iya dur, mungkin ini yang namanya cinta segi lima belas, Apess dah
Bahadur : Wah keren ya, gimana rasanya kayak gitu pak?
Pak Kadiman : Super pokoknya dur, kebayang kan kita akan memiliki ibu dengan "rasa cinta" yang tidak sama kepadanya
Bahadur : Hebat sampeyan pak, bisa menerjemahkan bahasa cinta dengan tempat yang berbeda. Trus menurut sampeyan " Cinta " itu harus seperti apa?
Pak Kadiman : Cinta itu harapan-harapan dari rasa kangen yang ingin diwujudkan
Bahadur : Mirip seperti perjuangan gitu ya pak? Kalau seseorang mau berjuang dalam hal apa pun, itu yang namanya cinta, hmm..
Pak Kadiman : ya gitu lah dur, saat ini momennya Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia, kamu punya kangen atau cinta kepada Indonesia?
Bahadur : Saat ini hal yang tidak terduga sering terjadi pak. Media TV, Media Massa, Koran, sudah tidak sesakral dulu lagi. Kalau pun kangen, sudah sebegitu susahnya menjadi seorang remaja untuk mencintai negeri ini.
Pak Kadiman : Iya dur, apa betul ya dirgahayu itu layak kita ucapkan saat ini?
Bahadur : Sebetulnya boleh-boleh saja pak, tiada yang boleh memaksakan pemahaman. kita selalu berbeda dengan yang lainnya. Sebab kita melihatnya dari sisi yang berbeda pula. Kapan-kapan kita ucapkan dirgahayu dengan keras-keras, ketika kita bertemu ibu pertiwi telah tersenyum sama seperti ketika pejuang-pejuang mencintainya dulu. Ibu pertiwi negeri ini pastilah sangat cantik ya pak?
Pak Kadiman : bener kamu dur, semoga saja ibu pertiwi sehat dan cantik selalu.
Bahadur : Amin ya robbal alamin.