Mohon tunggu...
Hawin Fizi Balaghoni
Hawin Fizi Balaghoni Mohon Tunggu... Aktivis Kemanusiaan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Alumni Universitas Negeri Surabaya. Pedagang Kecil dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Menulis Menjadi Hobi - Traveler - Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ontologi Mahasenduro Part 14

22 Juli 2018   18:58 Diperbarui: 22 Juli 2018   19:19 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersahabat Dengan Badai

Apakah mawar akan seindah itu jika tidak ada duri di sekujur tangkainya?. Bahwa Tuhan begitu jenius dengan segala ciptaannya tanpa ada sedikitpun kesalahan, itu harus kita yakini. Saat ini juga sudah banyak temuan Sains dan Teknologi tentang sesuatu yang tidak akan pernah kita duga begitu kompleksnya ciptaannya. Maka sebenarnya kita juga harus mendefinisikan segala cobaan, ujian, hutang, kesedihan, dengan definisi yang berbeda dengan kebanyakan orang. Jika kehidupan di dunia tanpa ada keseimbangan antara Sedih dan Senang, itu juga ibarat mawar tanpa duri, apakah hidup masih dapat disebut kehidupan?. 

Kadang-kadang ketika seluruh perasaan kita dibariskan dengan kesedihan, maka kita akan merasa hidup ini tidak ada artinya. Padahal kita sendiri sudah tidak peduli, sebenarnya dimana letak yang membuat kita sedih atau bahagia?. Kita kehilangan cara tersenyum, sementara bibir kita ingin dibuat tersenyum atas keputusan Tuhan. Kita lupa bahwa tidak ada Pelaut Hebat tanpa dia mampu bersahabat dengan gelombang badai. Kita lupa bahwa semakin burung itu bersuara merdu, maka kemungkinan besar banyak yang ingin menangkapnya untuk di masukkan kedalam sangkar. Kita lupa kapan ada cahaya ketika embun pagi membuat dingin daun-daun. Bersahabat dengan badai adalah kenyataan yang begitu mesra antara takdir Tuhan dan kerja keras kita. Tuhan telah memberikan tanda-tanda akan hikmah kehidupan. Jangan mudah untuk melihat keputusannya dengan satu sisi saja.

Kita harus yakin, Tuhan sangat menyukai orang yang bekerja keras. Entah dalam profesi apa pun. Bahagia juga sejatinya tidak akan pernah dengan mudahnya kita temukan dari yang tampak. Sebab kebahagian juga tidak terlihat kasat mata. Ada banyak cara untuk bahagia dari sudut pandang kita sendiri. Seorang sufi pernah ditanya, "apa itu bahagia?". Maka sang sufi berkata, " Jika kamu dapat bertemu dengan jati dirimu meski hanya sekali, maka rahasia dari segala rahasia akan terbuka bagimu. Wajah dari yang maha tersembunyi, yang ada di luar alam semesta ini, akan nampak pada cermin persepsimu. Setiap penglihatan tentang keindahan akan lenyap. Setiap perkataan yang manis akan memudar. Namun, janganlah engkau berputus asa, karena semua datang dari sumber yang sama, dari keabadian. Masukilah keabadian itu, maka kamu akan melihat segala sesuatu tumbuh dan berkembang, memberi hidup baru dan kegembiraan baru bagimu". Itulah mengapa kita harus tahu, mawar dan duri akan selalu menyatu sebagai Keindahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun