Belajar Kepada Cinta
Sejak kata CINTA dilaunching pertamakali oleh nabi Idris AS, sejak saat itu orang dapat mengerti mengapa juga ada jiwa-jiwa yang mengisi ruang-ruang di dalam hatinya. Sebelumnya, cinta tidak pernah terdefinisikan, sehingga ketika Nabi Adam AS dan Siti Hawa terpisahkan di dunia, hanya tangisan yang menjadi bahasa untuk mengungkapkan perasaannya. Ketika dua sejoli dapat tersenyum dan menangis karena hal yang sama, maka itu salah satu ciri-ciri ada cinta di dalam romansa kehidupannya.
Dahulu ketika awal kehidupan ada di zaman Nabi Adam dan Siti Hawa, dua sejoli itu hidup di bumi tanpa ada siapa-siapa lagi. Dalam benak saya, ketika Nabi Adam AS Ingin memberikan hadiah surprise untuk menguatkan tali kasih dan cinta kepada Siti Hawa, apa yang beliau berikan?. Tentu bukanlah parfum, sebab saat itu tidak ada penjual parfum.Â
Tentu bukan pula coklat, sebab baru saja ada sedikit traumatik kepada buah-buahan ketika pernah ketika salah memilih buah kuldi. Atau apalagi yang trending topic dikalangan anak muda saat ini, itu tidak pernah ada di zaman itu. Saat itu yang paling istimewa untuk diberikan adalah do'a keselamatan untuk anak cucu mereka berdua. Ketika Nabi Adam AS berdo'a maka siti Hawa akan menangis dengan berucap amin dengan khusyu'.Â
Mereka berdua sangat romantis, sebab saat itu do'a menjadi sesuatu yang paling berharga mencerminkan sebuah cinta kasih. Kini zaman itu telah berlalu, manusia mengenal cinta lebih ketika ada suprise dengan hadiah atau sedekah. Bukan mencari zaman mana yang lebih baik, Sebab semua pastilah ada suratan takdirnya.
Kini semakin sulit lagi manusia harus mengungkapkan cinta kepada sesama. Sebab sudah adalagi kata pamungkas untuk menyamarkan cinta yang sesungguhnya yaitu dengan kata MODUS (modal dusta), GOMBAL (Kain Lap Bekas), dll. Maka di masa depan, cinta sudah tidak perlu lagi dengan kata-kata. Kelamaan, langsung saja dengan sering memberi hadiah kepada yang kita cinta. Dari itu akan ada gejolak-gejolak di dalam hati yang tumbuh, dan kata-kata cinta akan berbisik dari ungkapan hati yang terbawa semilir angin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H