Mohon tunggu...
Hevi Hanifah Fajriati
Hevi Hanifah Fajriati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pencegahan Demam Berdarah

21 Oktober 2023   20:11 Diperbarui: 21 Oktober 2023   20:18 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Oleh

 Hevi Hanifah Fajriati  

hevihanifahfjrt@gmail.com

 

Abstrak

 Penyakit Demam berdarah merupakan penyakit yang ditemukan didaerah tropis, hal ini karena Serangga seperti nyamuk dan lalat yang pembawa penyakit yang paling umum atau vector aktif pada daerah beriklim tropis. Serangga ini dapat membawa parasit, bakteri atau virus yang menular kepada manusia dan hewan. Salah satu yang menyerang manusia adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut juga Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali daerah-daerah yang memiliki ketinggian lebih dari seribu meter dari permukaan air laut. Hampir setiap tahunnya di Indonesia ada saja orang yang terjangkit penyakit DBD. Hal ini membuktikan bahwa sebagian masyarakat masih kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan serta lambatnya pemerintah dalam mengantisipasi dan merespon terhadap merebaknya kasus DBD ini.

 

Kata Kunci: Pencegahan, Penyakit, Hewan

  Abstract

 Tropical diseases are diseases found in tropical areas, this is because insects such as mosquitoes and flies are the most common disease carriers or active vectors in tropical climates. These insects can carry parasites, bacteria or viruses that are transmitted to humans and animals. One that attacks humans is Dengue Hemorrhagic Fever (DBD) or also called Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). This disease is caused by the dengue virus that is transmitted through the bites of Aedes Aegypti and Aedes Albopictus mosquitoes. These two types of mosquitoes are found in almost all corners of Indonesia, except for areas that have a height of more than a thousand meters above sea level. Almost every year in Indonesia there are people who are infected with dengue fever. This proves that some people are still not aware of the cleanliness of the environment and the slowness of the government in anticipating and responding to the spread of this dengue fever case.People are often wrong in diagnosing this dengue fever with other diseases such as flu or typhus. This is because the dengue virus infection that causes dengue fever is asythematic or the symptoms are not clear. DHF patients usually or often show symptoms of cough, runny nose, vomiting, nausea or diarrhea Problems can increase because the dengue virus can enter along with the infection of other diseases such as flu or typhus. Therefore, dengue fever problems have not reached a bright spot until now.

 

Keywords: Prevention, Disease, Animal

PENDAHULUAN

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang memiliki manifestasi klinis demam, nyeri otot, nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik yang dapat menimbulkan renjatan/syok bahkan kematian, Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti : Memiliki sayap dan badan bergaris-garis putih atau belang- belang Bersarang dan bertelur pada air jernih yang tidak beralaskan tanah yaitu bak mandi, tempayan,drum, tempat minum burung, ban bekas. Menghisap pada siang hari. Jarak terbang kurang lebih 100m Mampu bertahan dalam suhu panas dan kelembaban tinggi. Nyamuk betina memiliki sifat "multiple biters" (nyamuk betina hanya menggigit Sebagian orang karna sebelum kenyang nyamuk akan berpindah tempat.

PEMBAHASAN

Demam Berdaran Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes sp Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun terutama saat musim penghujan dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini ditandai dengan panas tinggi mendadak disertai dengan bintik merah pada kulit. Penyakit ini berkaitan

dengan kondisi lingkungan dan prilaku masyarakat (Departemen Kesehatan, 2016).Demam berdarah merupakan suatu permasalahan bagi masyarakat utama di seluruh daerah tropis dan subtropis. Penyebaran penyakit DBD ini terjadi secara cepat dengan peningkatan kejadian 30 kali lipat dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. World Health Oeganization (WHO) memperkirakan 50-100 juta kasus terinfeksi setiap tahun dan hampir setengah dari populasi dunia berada di negara endemik. Saat ini sekitar 75% populasi global yang beresiko terpajang virus dengue berada di wilayah Asia-Pasifik.

Jenis-jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1.Tempat Penampungan Air (TPA) untuk keperluan sehari-hari seperti drum,

tangki air, tempayanbak mandi/WC, ember dan lain-lain

2.Tempat penampungan Air bukan untuk keperluan sehari-hari sepertitempat minum burungvas bungadan barang-barang bekas (bankalengbotolplastik dan lain-lain)

3.Tempat penampungan air alamiah sepertilubang pohon, lubang batupelepah daun, tempurung kelapapotongan bambu dan lain-lain.

Penularan

Virus dengue menular lewat gigitan nyamuk aedes aegypti pembawa virus. Ketika nyamuk itu menggigit, virus berpindah  lewat aliran darah. Virus kemudian menempel pada sel darah putih dalam tubuh dan pelan-pelan menginfeksinya sembari diedarkan ke seluruh tubuh hingga memunculkan gejala seperti berikut: demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada persendian dan otot (myalgias dan arthralgias) dan ruam yang biasanya berwarna merah terang dan biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan dan pada beberapa kasus ruam menyebar pada sekujur tubuh, gejala lain sering disertai radang perutrasa mual, muntah-muntah atau diare Demam biasanya terjadi sekitar enam sampai tujuh hari, gejala klinis demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, dan perdarahan.

Pencegahan

a. lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN )pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk dan perbaikan desain rumah sebagai contoh : menguras bak mandi atau penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu,mengganti dan menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali menutu dengan raat tempat penampungan air,mengubur kaleng - kaleng bekas,aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah.tumpah atau bcornya air dari pipa distribusi,katup air, meteran air dapat menyebabkan air menggenang dan menjadi habitat yang penting untuk larva Ae.Aegypti jika tindakan pencegahan tidak dilakukan.

b Kimia

Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan (fogging dengan menggunakan malathion dan fenthinol ),berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu memberikan bubuk abate ( temephos) pada tempat tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain lainCara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara cara di atasyang di sebutkan dengan 3M plus, yaitu menutup,menguras dan mengubur barang-barang yang bisa di jadikan sarang nyamuk.

PENUTUP

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang di sebabkan oleh nyamuk Ae. Aegypti yang berkembang dan hidup di daerah tropis. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang sampai pada saat ini belum di temukan obat atau vaksinnya,namun dapat di cegah dengan memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar rumah dan perbiasakan pola hidup sehat yaitu mencuci tangan sebelum makan,makan makanan yang sehat dan bergizi istirahat yang cukup. Dan melakukan gerakan 3M untuk mengendalikan perkembangbiakan nyamuk Ae.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun