Mohon tunggu...
Hetty Oktaviana
Hetty Oktaviana Mohon Tunggu... Freelancer - Hetty Oktaviana, ST, IAP

Urban Planner, Digital Marketing Enthusiast, IG: @hettyoktavianablog

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Melawan Arus Ala Lutvi Agizal

5 September 2020   12:48 Diperbarui: 5 September 2020   12:47 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melawan Arus Ala Lutvi Agizal

Belakangan ini dunia ig ramai sekali membahas pro kontra penggunaan kata anjay (selanjutnya akan disingkat an***), dsb. Berawal dari seorang selebgram bernama Lutvi Agizal yang membahas bahwa kata an*** adalah turunan dari kata anjing yang nilai bahasanya adalah tidak sopan dan tidak berakhlak bila di publish di media. Ditambah dengan clickbait yang provokatif, seketika dunia ig pun gempar, meledek-ledek konten an*** yang dinilai --apa sih lo-.

"Masalah lho dimana"

"Brisik"

"Pansos"

"Iri bilang bos"

"Cie yang insightnya naik terus gara-gara konten anjay"

"Pemerintah kayak kurang kerjaan aja ngurusin anjay, woy"

"Penjara penuh, njir"

Dan lain sebagainya.

Habislah si Lutvi ini, dia dijadikan bulan-bulanan oleh mereke-mereka pengguna aktif dan fasih kata an*** dan sebangsanya. Ga cuma video hujatan yang ditujukan ke Lutvi, tapi semua masalah pribadinya dari pacar, calon ipar apalah itu sudah dibahas oleh netijen +62. Tidak sampai disana, semua foto-foto jadul Lutvi tayang lagi, baik editan, atau entahlah intinya ya memperlakukan si Lutvi bener-benar orang aneh, salah , gak layak. Konyolnya, semua  yang ga setuju itu kayak kompak gitu loh membalas dan nge bully si lutvi. Mulai dari fans lesti-billar yang belakangan ini memang paling santer menggunakan kata an***, karena junjungannya menyematkan kata itu dilirik lagu "memandangmu " lagu yang dipopulerkan Ikke Nurjanah yang di banyak kesempatan kata itu berulang kali terus dingiangkan (sounds like gimmick right?), sampai selebgram, artis lainnya menghujat Lutvi.

Dan gue ga melihat ada seleb yang membela lutvi satupun dong. Mungkin cari aman saja timbang ikut dibully kayak si lutvi juga sih ya. Tambah nanti parah, akan ada gap lutvi cs dan kaum an***

.

Entah salah dimananya si lutvi ini. Baik dari penyampaian konten, atau emang orangnya juga sebenarnya ga steril juga dari kata itu. Eniwei, gue gak lagi mau bahas lutvi nya lebih lanjut sih. Gue mau bahas konten yang ia angkat tentang kata umpatan an***

Dan gue setuju.

Pada dasarnya gue setuju kalau kalimat itu ga terpublish di media secara masif atau tidak terfilter seperti saat ini. Alasannya selain emang ga sopan. Ga pernah ada kamusnya dari ajaran orangtua kata makian seperti itu. Sehingga terpatri di ingatan gue bahwa itu kata yang tidak baik.

Juga yang terpenting adalah, anak gue jangan sampai menirunya! Ini yang perlu gue bold.

Gue ulangi, gue ga rela anak gue terpolusi oleh kata makian seperti itu. Gue ga mau ada perbendaraan kata itu di otaknya.

Main sama temannya, ya elaah anjaayyy

Bund, aku tadi dapat nilai jelek anjiir...

.

Gaes sudah siap kah sewaktu-waktu anak kalian ngomong kayak gitu?

.

Ya elah itu masalah anak lu aja...

Ya tinggal lu jelasin aja itu kata ga baik, susah amat

.

Oh tentu saja saya jelaskan, jangan khawatir.

Sorry ya, Anda di jaman apa? Jaman sekarang gada anak yang steril dari medsos. Gada anak yang ga sentuh gadget. Trus dia buka yutub, atau buka ig. Sebagai orang tua kita ga bisa menghalangi anak pakai gadget, yang bisa kita lakukan adalah mengendalikan penggunaannya, menanamkan baik dan buruknya gadget. Termasuk penggunaan kata umpatan tersebut.

Ya kali lu hidup di jaman batu. Pada bahagia ga pegang gadget. Bohong kalau bilang, ya itu tergantung kitanya aja. Paparan media jelas akan berpengaruh pada kehidupan kita sih. Pasti akan berpengaruh pada pola pikir, perilaku, termasuk preferensi dalam berbahasa. Kalau saja orang menggampangkan penggunaan kata-kata ini, dianggap hal remah-remah , biasa aja, ya selamanya penggunaan kata itu akan hidup dan melekat dalam hubungan sosial kita.

Kalau dirimu biasa aja dengan kata-kata umpatan, trus anakmu ikut-ikutan, apa bisa anakmu tidak ngomong didepan anak orang lain yang orang tuanya aja ga ngajarin dan ga setuju dengan bahasa umpatan. Artinya "biasanya" lu akan mempengaruhi ke anaknya orang lain. Jadilah kayak wabah , latah.

So, gue disini sekedar speak up.

Bukan karena gue sok orang baik nan berakhlak, dan yang mengumpat adalah tak baik nir akhlak, tapi plis lah pake akal, kalau umpatan itu digunakan anak-anak kita, generasi muda dibawah kita, maka RIP lah sopan santun dalam bertutur kata di negeri ini.

IG: hettyoktavianablog

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun