2020, cantik tapi tidak mulus.
01.01.2020 diawali dengan banjir besar di Jakarta. Jabodetabek lumpuh, rumah kebanjiran. Debit air naik begitu cepat di dini hari. Sementara Australia di Januari, api ganas melahap tanaman, mengakibatkan para hewan kehilangan tempat tinggal dan bahkan anggota keluarga. Elemen air dan api bergejolak. Namun secercah harapan muncul, masih ada manusia yang berusaha untuk memulihkan alam.
Romansa Februari tidak dapat menghentikan laju penyebaran virus Corona di berbagai negara. Indonesia mulai mengevakuasi WNI dari episentrum virus Corona di Tiongkok. Perayaan Chinese New Year 2020 terasa berbeda. Begitu juga Milan Fashion Week 2020, ada show yang dibatalkan, ada pula show tanpa penonton. Warga dunia semakin gelisah.
Kepanikan melanda ketika pada awal Maret virus Corona atau Covid19 menyebar di Indonesia. Beberapa barang menghilang di pasaran, antara ditimbun oleh pencari cuan atau masyarakat yang resah. Lempar hoaks kerap terjadi di saluran perpesanan. Angin segar datang dari pengumpulan donasi untuk pasien Covid19 dan juga untuk tenaga medis. Saya mulai mengintip Instagram live yang mengupas kehidupan masa pandemik di negara lain. Konser-konser digital mulai dilakukan di media sosial.
 Italia menyejukan dunia dengan konser balkonnya. Fedez dan Andrea Bocelli mengobarkan harapan melalui musik di Instagram Live. Perubahan signifikan juga terlihat di dunia pendidikan dan kerja. School From Home (SFH) dan Work From Home (WFH) diterapkan. Banyak pekerja yang terkena dampak "dirumahkan" pandemik, salah satunya adalah saya.Â
Pemasukan menjadi berkurang, sementara pengeluaran terus mengucur. Saya bersyukur sempat belajar dan berbagi informasi mengenai investasi. Prinsip yang saya pegang dan menolong hingga detik ini adalah diversifikasi aset, atau gamblangnya, jangan letakan uang kita di 1 keranjang. Jika diberi kesempatan untuk berbicara dengan diri saya 10 tahun yang lalu, saya akan bilang berinvestasilah lebih awal. Emas, valas, reksadana, saham dan teman-temannya akan berguna di kala darurat seperti ini.
Setelah dikagetkan oleh perubahan hidup yang tak terduga, saatnya beradaptasi dan bangkit di bulan April. Tantangan-tantangan di media sosial saya lakukan. Selain untuk mengisi waktu, tantangan ini ternyata mempererat hubungan persahabatan di media sosial. Mulai dari tantangan mewarnai gambar hingga menari. Saya pun belajar keterampilan baru, antara lain: belajar membuat masker kain, belajar bahasa isyarat Jepang, belajar membuat konten media sosial, dan juga belajar aplikasi pendukung Work From Home.
Mei mulai menghalu, mengingat-ingat rutinitas sebelum pandemi agar tak lupa bila kembali normal. Banyak kebiasaan yang berubah di bulan puasa dan Idul Fitri 2020.
Di Juni, saya mulai memberanikan diri untuk membuka Online Learning: Bahasa Inggris, Bahasa Italia dan Bahasa Jepang untuk pemula. Hidup nggak bisa "gini-gini terus". Tidak bisa hanya mengandalkan tabungan saja. Harus berani melangkah dari zona nyaman dan melakukan pembaharuan hidup. Aplikasi saja sering meminta pembaharuan, masa hidup kita tidak ada kemajuan?
Juli mulai bosan #dirumahaja. Belum ada jadwal manggung lagi dari kelompok kesenian yang saya ikuti, U-maku Eisa Shinka Indonesia. Terakhir pementasan sebelum pandemi di awal Maret. Untuk mengatasi kebosanan itu, akhirnya muncul ide untuk membuat program Instagram Live. Ide ini datang dari Leader U-maku Eisa, Pepen, yang disambut hangat oleh kelompok Eisa di Argentina sebagai episode pertama.Â
Terdapat 11 episode dengan berbagai kelompok dari negara Argentina, Kanada, Peru, USA, Bolivia dan Brazil. Konten yang berjudul Eisa Around the World ini membicarakan kehidupan Eisa di luar Okinawa. Ternyata kami semua memiliki persamaan, keterbatasan yang ada tidak menghalangi kami untuk tetap produktif berkreasi. Program Instagram Live dengan tagar #EisaAroundtheWorld ini berlangsung hingga September 2020. Berawal dari rasa bosan yang berubah menjadi produktif. Senang rasanya dapat berinteraksi lebih dekat dengan teman-teman dunia maya yang tadinya hanya silent reader penebar love.
Tak disangka, konten iseng-iseng ini ternyata berbuah manis! Melihat interaksi kelompok U-maku Eisa dengan berbagai bangsa, ada artisan berbasis di Okinawa yang menawarkan untuk membuatkan U-maku Eisa paper toys, custom boneka kertas dengan kostum sendiri. Tentu saja hal ini disambut hangat.
Di bulan September, U-maku Eisa debut tampil tapping di kala pandemi dengan memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan. Berjuang untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru demi keselamatan bersama. Masker kain yang digunakan adalah hasil karya saya, dengan menggunakan stok bahan yang ada. Gunakan apa yang ada di sekitar kita, prinsip dari teman saya ini terus terngiang di kepala saya. Â
Oktober, saya disibukan dengan persiapan ulang tahun ke 18 U-maku Eisa Shinka Indonesia di bulan November. Lagi-lagi ini adalah program "gila". Berjudul U-maku Virtual Worldwide Party, Instagram Live ini mengumpulkan orang-orang dari berbagai belahan benua Asia, Eropa dan Amerika untuk berkumpul secara online di waktu yang bersamaan. Sungguh terharu mengingat momen yang spesial ini. Apalagi, dihadiahi lagu orisinil yang penuh makna karya pemuda 19 tahun yang menetap di Okinawa.
Hidup adalah roller-coaster.
Desember kehidupan perekonomian saya terjun bebas. Pemasukan berkurang, tabungan menipis, pengeluaran tetap jalan terus. Saya pun memutar akal untuk mendapatkan pemasukan tambahan. Berbagai give away, kuis dan lomba saya ikuti. Salah satunya adalah lomba Ladiesiana ini. Deadline saling bertumpuk satu sama lain tapi saya tak pantang menyerah. Hasilnya? Hadiah berupa saldo dan laptop berhasil saya raih. Laptop ini merupakan hadiah dari lomba review konferensi Pekan Kebudayaan Nasional. Simak review saya di YouTube: Heti Novela.
Semoga dengan membaca tulisan saya ini, kita semua bisa saling menguatkan dan saling menginspirasi di awal tahun 2021. Mari warnai hidup kita, terus berjuang. Tersandung, bangkit. Terjatuh, bangkit.
Januari 2021,
Heti Novela
#LadiesianaRenungankuHarapanku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H