Mohon tunggu...
Heti Rukmana
Heti Rukmana Mohon Tunggu... Pustakawan - Salam Literasi dari Pulau Bangka !

every journey begins with a single step.and you'll never finish if you don't start.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Pemimpin Buta dan Tuli

31 Oktober 2020   09:12 Diperbarui: 31 Oktober 2020   09:28 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku buta dan tuli..

karena butaku, aku melihat pelangi di rumah rakyatku yang tak bewarna...

karena tuliku, aku mendengar petikan nada rakyatku yang tak berirama...

Aku buta dan tuli...

karena Butaku, aku melihat bulan dari singgahsanaku yang tak bercahaya...

karena tuliku, aku mendengar ngauman serigala dari rumah musuhku yang tak ada...

Aku buta dan Tuli..

karena Butaku , aku melihat pakaian rakyatku yang telanjang...

karena tuliku, aku mendengar tangis rakyatku  yang terbahak..

Aku buta dan Tuli..

Karena butaku, aku melihat kaki lumpuh rakyatku yang berlari...

karena tuliku, aku mendengar suara dari mulut rakyatku yang tak bisa bicara...

Aku Buta dan Tuli..

Karena butaku dan tuliku, aku mendorong  jatuh rakyatku ke jurang yang tak dangkal..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun