lindaplah seketika
karena nyali tak pernah berkarat pada pucuk-pucuk badik-badik yg nampak bergidik
karena kau tahu apa sebabnya gemuruh badai dilarung oleh senja
rona dan hempasannya selalu memberikan pilihan untuk memahami seluruh arti
mana retak yg di cat putih mana hitam yg gradasi
mana puisi mana daki
lalu padamu aku mencoba untuk mengikat dengan kawat-kawat
besi lunak yg ujungnya kuruncingkan dengan belati yg nyaris luka
kuikat dirimu bersama akar-akar bunga-bunga kamboja, duri-duri mawar paling putih yg kosong dan bersih melompong sepanjang sunyinya lorong-lorong
karena sekali lagi, memahami tanpa pilihan apalah arti
karena pada makna-makna itu ia selalu bersembunyi
untuk ditemukan lalu dipunguti
anak-anak tiri, yg paling disayangi
Hazmi, surabaya, januari, 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H