Mohon tunggu...
Abdurrahman Hazmi
Abdurrahman Hazmi Mohon Tunggu... -

Egalitarian yg menaruh hati tepat diantara kerinduan pada themis si perempuan paling bidadari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak-anak Tiri

16 Januari 2014   12:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

lindaplah seketika
karena nyali tak pernah berkarat pada pucuk-pucuk badik-badik yg nampak bergidik
karena kau tahu apa sebabnya gemuruh badai dilarung oleh senja
rona dan hempasannya selalu memberikan pilihan untuk memahami seluruh arti
mana retak yg di cat putih mana hitam yg gradasi
mana puisi mana daki

lalu padamu aku mencoba untuk mengikat dengan kawat-kawat
besi lunak yg ujungnya kuruncingkan dengan belati yg nyaris luka
kuikat dirimu bersama akar-akar bunga-bunga kamboja, duri-duri mawar paling putih yg kosong dan bersih melompong sepanjang sunyinya lorong-lorong


karena sekali lagi, memahami tanpa pilihan apalah arti
karena pada makna-makna itu ia selalu bersembunyi
untuk ditemukan lalu dipunguti
anak-anak tiri, yg paling disayangi

Hazmi, surabaya, januari, 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun