Mohon tunggu...
Abdurrahman Hazmi
Abdurrahman Hazmi Mohon Tunggu... -

Egalitarian yg menaruh hati tepat diantara kerinduan pada themis si perempuan paling bidadari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Musim

22 Januari 2014   12:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

apakah ketakutanmu itu adalah alasan kau untuk meletakkan ragu pada benci
ataukah kau hanya tidak mengerti bagaimana menerjemahkan musim yg lekas berganti
ah begitu hangatnya ketika itu, tersenyum begitu pasti dan gula dibawah sinar matahari yg leganya sehijau klorofil dedaunan rindang
lalu entah mengapa sekarang salju itu menutupi jalan-jalan hingga kau enggan-diam menujuku
sepatah kata mungkin mungkin sedikit mendekapi hangat
tidakkah kah hatimu hendak lekas semilir dulu lagi ?

namun, jika memang seperti itu kehendakmu
maka tak ada satu orang pun yg mampu meletakkan duri pada jalanmu
hanya saja, mungkin apabila kau masih tahu dimana detakmu melekat
itu adalah sepanjang waktu pada saat kau mencoba mengerti
mengapa rumah adalah tempat paling nyaman untuk meletakkan hati
ketika musim demi musim datang silih berganti, dimanapun kamu degupnya selalu menuntunmu untuk pulang
dan aku disitu pada kesederhanaan untuk memahami
dibalik pintu saat kau mungkin kelak membutuhkannya
untuk mengetuknya lagi, terbuka lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun