Mohon tunggu...
Abdurrahman Hazmi
Abdurrahman Hazmi Mohon Tunggu... -

Egalitarian yg menaruh hati tepat diantara kerinduan pada themis si perempuan paling bidadari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau Telah Berbeda

16 Februari 2014   09:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

angin telah menerpakan gigil pada cermin mengembun
wajahmu tak sejelas waktu yang telah bergegas
hanya hati yang terpampang sungsang
entah dimana suara-suara bertukar kata

akulah yang disini
mengunjungi sisimu yang bergaris sepi
saat kau lupakan kultur-kultur bisu
tengah berloncatan rindu dari mulutmu

bisakah malam kau letakkan lagi
pada bingkai jendela kamarmu
rindu-rindu yang terpasung
dan gelora-gelora yang entah dimana
di lampu gantung wajahmu bercahaya mendung
atap retak plafonnya dihujani hatimu yang sembunyi
sementara aku meringkuk kikuk tanpa nyali
saat kau pagari diri dengan mantra-mantra tak tersentuh

lagi-lagi
rindu menjadi-jadi
jadi selokan yang mengalirkan air kencing bersama air sumur yang berlumut
lalu waktu menjelmakannya saluran irigasi sawah untukmu yang subur
namun tanpa suara kau diam terlanjur terbujur
kenyamanan jaman di kotak-kotak kemewahan
acuh juga buat apa peduli
guru kencing berdiri
detik-detik semakin kencang berlari pergi

2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun