Mohon tunggu...
hesty indra
hesty indra Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis, S1 Pendididkan Fisika IKIP Negeri Yogyakarta, Instansi : SMPN 2 papar, Kab. Kediri

Saya seorang guru yang mengajar di SMPN 2 Papar Kabupaten Kediri, sebagai pengampu mapel IPA. Menulis adalah hobby saya sejak kecil. Selain menulis, travelling dan berinteraksi dengan orang lain serta mengenal berbagai budaya adalah hal yang membuat saya nyaman.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Siomay Parangtritis hingga Tempe Mendoan Breksi

22 Oktober 2023   06:24 Diperbarui: 22 Oktober 2023   15:11 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Sewu dengan stupa khas candi Budha. Reruntuhan batu candi adalah saksi gempa dahsyat yang sempat meluluhlantakkan candi Sewu. (Doc. Pribadi)

Candi Sewu merupakan candi Budha yang terletak sekitar 800 meter di sebelah Utara candi Prambanan. Jika candi Prambanan adalah candi bercorak Hindu, artinya pada masa itu toleransi beragama sangat kuat. Kami melihat banyak sekali batu candi bertimbunan, terlihat  seperti reruntuhan di area sekitar candi Sewu. Reruntuhan inilah saksi terjadinya gempa hebat yang meluluhlantakkan candi Sewu. 

Candi Sewu dengan stupa khas candi Budha. Reruntuhan batu candi adalah saksi gempa dahsyat yang sempat meluluhlantakkan candi Sewu. (Doc. Pribadi)
Candi Sewu dengan stupa khas candi Budha. Reruntuhan batu candi adalah saksi gempa dahsyat yang sempat meluluhlantakkan candi Sewu. (Doc. Pribadi)

Sekitar pukul 15.00 kami meninggalkan Prambanan dan melaju ke tebing Breksi. View yang luar biasa memukau saya. Tebing yang telah terbentuk jutaan tahun lalu ini merupakan hasil aktivitas gunung api purba Nglanggeran. 

Dahulu area tebing merupakan tempat penambangan batu alam. Setelah ditutup untuk kegiatan penambangan, masyarakat setempat menyulapnya menjadi tempat wisata yang memukau. Jejak penambangan yang masih bisa dilihat di dinding tebing, ditambah sentuhan tangan seniman yang mengukirkan ragam relief menjadikan tebing Breksi semakin cantik. 

Beragam spot foto ada di atas tebing, juga burung hantu jinak yang dapat disewa oleh pengunjung melengkapi semaraknya area wisata Breksi. Di area bawah, di sekitar tempat parkir, banyak Jeep menunggu wisatawan untuk menjelajah desa dan obyek di sekitar tebing Breksi.

Tebing Breksi nan memukau (Doc.Pribadi)
Tebing Breksi nan memukau (Doc.Pribadi)

Melepas lelah seusai menjelajahi area tebing Breksi, saya memesan sepiring tempe mendoan panas yang baru keluar dari minyak yang mendidih. Sambil duduk di gazebo sekitar loket masuk, saya mengenang kembali masa-masa kuliah di kota ini. Tempe mendoan sangat akrab dengan lidah saya semasa menjadi mahasiswa dahulu. 

Tempe yang lunak berbalut tepung krispi nan gurih benar-benar membuat ketagihan. Makanan ini juga mudah didapatkan, terutama di angkringan sega kucing. Teringat pula pada keluarga seorang teman yang penuh keikhlasan menganggap saya saudara sendiri. Hari-hari ketika saya tidak pulang kampung ke Kediri, sesekali saya diajak bermalam di rumah teman itu. 

Sebuah desa di dekat Prambanan yang kala itu masih banyak saya temukan lahan luas penuh vegetasi di sekeliling rumah warga. Tak pernah terlupakan ketika saya dan teman itu berbincang di kamarnya hingga dini hari. Topik yang kami sukai adalah topik dosen muda di kampus dan beberapa teman seangkatan maupun kakak angkatan ditinjau dari sisi psikososialnya. Hehehe... 

Setelah melepas penat, menjelang senja saya dan teman-teman beranjak turun dari Breksi. Langit sewarna saga kala itu. Jogjakarta yang unik, Jogjakarta yang romantis senantiasa memanggil saya untuk kembali. Sebegitu banyak kenangan saya di kota ini. Kota yang turut mendewasakan saya selain kota kelahiran saya. Jadi bagaimanakah saya bisa melepaskan Jogjakarta dari hati saya? Teringat bait kata di teras Malioboro, " Jogja terbuat dari rindu, pulang dan angkringan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun