Mohon tunggu...
hesty indra
hesty indra Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis, S1 Pendididkan Fisika IKIP Negeri Yogyakarta, Instansi : SMPN 2 papar, Kab. Kediri

Saya seorang guru yang mengajar di SMPN 2 Papar Kabupaten Kediri, sebagai pengampu mapel IPA. Menulis adalah hobby saya sejak kecil. Selain menulis, travelling dan berinteraksi dengan orang lain serta mengenal berbagai budaya adalah hal yang membuat saya nyaman.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Siomay Parangtritis hingga Tempe Mendoan Breksi

22 Oktober 2023   06:24 Diperbarui: 22 Oktober 2023   15:11 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke penginapan seusai menyapa pantai , kami membersihkan diri, lantas bersiap sarapan pagi. Gudeg adalah yang pertama kali muncul di ingatan saya. Rasa manis sayur gori merah kecoklatan yang khas ditambah sambal goreng krecek yang selalu saya rindukan. My God ! Saya benar-benar menggandrungi makanan ini. 

Teringat semasa kuliah dahulu. Hari Minggu adalah hari bagi saya dan kakak untuk bermenu gudeg walaupun kadang-kadang kami mengonsumsi menu makanan yang lain.  Kakak saya satu tingkat di atas saya. Satu kampus, satu fakultas namun berbeda program  studi. 

Mengapa mesti Minggu? Sebab kami harus mengantri jika membeli gudeg di sekitar tempat kost sehingga tidak memungkinkan jika bukan hari libur karena selalu ada jadual kuliah pagi. Tentu saja kami tidak akan mengorbankan waktu kuliah hanya demi sepiring gudeg selezat apapun. Hehehe...

Seusai sarapan, saya dan teman-teman meluncur ke arah titik nol kota Jogjakarta. Duduk di bangku besi di bawah keteduhan pohon besar sepanjang trotoar depan benteng Vredeburg, sungguh-sungguh terasa nyaman. Keanggunan kantor pos besar kembali mengingatkan saya pada masa kuliah dahulu. 

Beberapa kali saya memasuki gedung bernuansa kolonial itu untuk mengirimkan  cerita pendek saya ke majalah yang biasa memuat cerita pendek remaja yang saya reka. Letak kantor pos besar itu memang jauh dari tempat kost saya yang berada di daerah Condong Catur, sleman. Biasanya saya mengirimkan karya saya melalui kantor pos di sebelah gerbang kampus. Namun beberapa kali saya mengirimkannya melalui kantor pos besar itu sambil jalan-jalan ke Malioboro.

Malioboro tentu tak pernah terlewatkan. Para pedagang yang telah diberikan tempat di teras 1 dan 2, menjadikan sepanjang jalan Malioboro makin nyaman untuk dinikmati. Duduk bersantai sambil membuat vlog atau sekedar membuat video sungguh sangat menyenangkan. 

Lagi-lagi terkenang tatkala terjebak hujan deras di Malioboro. Tahun sembilanpuluhan, sepanjang Malioboro masih dipenuhi para pedagang. Waktu itu saya duduk di dekat seorang pelukis foto, mendekap tas menunggu hujan berhenti mengguyur kota sambil mengamati sekitar dan mengumpulkan inspirasi. Ini pun sangat mengasyikkan.

Selepas dari Malioboro, saya dan teman-teman melaju ke arah Prambanan. Candi Hindu yang ramping dan sangat elegan telah terbayang di benak kami. Nilai seni yang luar biasa selalu membuat saya terpukau tak henti mengagumi Prambanan, candi Hindu yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Kompleks candi Prambanan sangat luas dan asri. 

Di seberang candi Prambanan, terdapat panggung terbuka Trimurti yang secara rutin menggelar sendratari Ramayana yang luar biasa memikat. Teringat ketika seorang teman mengundang saya untuk menonton sendratari Ramayana di panggung terbuka. 

Malam dengan purnama di langit serta panggung berlatar belakang ketiga candi utama, candi Wisnu, candi Siwa dan candi Brahma yang terlihat megah sekaligus misterius, benar-benar mampu menggetarkan hati saya kala itu. 

Berwisata di Prambanan, tentu saja kami tak melewatkan kesempatan berkeliling kompleks sekitar Prambanan dengan naik mobil terbuka. Mobil listrik yang memiliki lima kursi penumpang itu membawa kami berkeliling kompleks candi Prambanan. Ada beberapa candi sekitar Prambanan yang kami lewati. Candi Prambanan, candi Lumbung, candi Bubrah dan candi Sewu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun