Tentang Rabun Dekat
Pada waktu saya masih remaja, saya tidak pernah merasakan keanehan pada fungsi mata saya. Melihat pada jarak dekat maupun jauh, membaca dalam waktu lama pun tidak ada masalah.Â
Namun seiring pertambahan usia, ternyata memang keluhan-keluhan umum itu mulai nyata. Mata saya mulai tidak bisa kompromi untuk membaca pada jarak dekat yang normal. Saya mesti menggeser bahan bacaan agak menjauhi mata jika tidak ingin merasa pusing dan huruf-huruf terlihat kabur. Dari hasil pemeriksaan, ternyata saya menderita rabun dekat.
Rabun dekat atau hipermetropi merupakan salah satu kelainan pada mata yang umum kita temui di masyarakat. Hipermetropi ini merupakan gangguan dimana penderita tidak mampu melihat dengan jelas suatu objek pada jarak dekat.Â
Namun jika melihat objek yang jauh tidak mengalami masalah.Pada sebagian kasus, rabun dekat atau hipermetropi ini diderita akibat warisan genetik dari orang tua. Namun sebagian lagi karena kebiasaan yang berlangsung dalam kurun waktu lama maupun karena faktor usia, seperti yang saya alami.
Mengapa terjadi rabun dekat? Rabun dekat dapat disebabkan karena ukuran bola mata yang lebih pendek daripada ukuran bola mata pada mata normal. Hal ini menyebabkan cahaya yang masuk melalui lensa mata tidak dapat difokuskan tepat pada retina, melainkan terfokus di belakang retina sehingga penderita kesulitan melihat objek pada jarak dekat.
Penyebab lain pada penderita rabun dekat adalah lensa mata yang kurang lentur. Pada mata normal, lensa mata memiliki kemampuan melentur sesuai kondisi agar cahaya dapat difokuskan pada retina.Â
Pada sebagian penderita rabun dekat, lensa mata mereka kurang mampu melentur, terutama pada saat melihat objek pada jarak dekat. Akibatnya bayangan objek yang terbentuk menjadi kabur.
Terkait dengan kemampuan melenturnya lensa mata, seringkali dipengaruhi pula oleh kemampuan respon otot mata. Otot mata pada mata normal memiliki kemampuan untuk merespon aktifitas melihat objek dengan baik.Â
Pada waktu melihat objek yang berada pada jarak dekat, otot mata akan berkontraksi. Lensa mata menjadi lebih bulat, lebih cembung, dan bayangan objek dapat difokuskan pada retina sehingga objek terlihat jelas.Â