"Ada dua hal yang memutuskan kesenangan dunia sekaligus yaitu mengingat kematian dan berada dekat dengan Allah." Ibrahim At-Taimi (Hal 119)
Adapun mengingat mati maka kita akan:
- Sepenuhnya sadar dan yakin bahwa mati itu pasti.
- Mengingat mati sudah termasuk bagian dari ibadah.
- Mengingat mati membuat kita ingin terus bertobat.
- Agar kita mau mempersiapkan diri.
- Dengan mengingat mati kita bisa mengontrol dan mewaspadai diri.
Ada beberapa kisah yang ditulis oleh penulis terkait bagaimana orang-orang terdahulu mempersiapkan kematian mereka. Salah satu kisah dating dari Abu Sinan Asy-Syaibani. Menurut Imam Zahabi beliau telah mempersiapkan makamnya jauh-jauh hari sebelum beliau wafat. Lokasi makam yang dibuatnya berada di dalam rumahnya sendiri. Hal yang sama juga dilakukan oleh Nafisah Binti Hasan bin Zaid Bin Hasan Bin Ali bin Abi Thalib, cucu dari cucunya nabi Muhammad saw,.(hal :154)
Jika mereka begitu was-was dengan kematian, bagaimana dengan kita ? Masihkah kita ingin jauh dari Allah, tidak mau mengingat mati, padahal ia adalah hal yang pasti, kedatangannya tak ada yang mengetahui. Masihkan kita ingin terlena dengan dunia yang fana, dan lupa akan kewajiban dan tujuan penciptaan kita sebagai seorang hamba?
Sebelum bab akhir dari buku ini penulis memberikan beberapa saran untuk mempersiapkan bekal kematian. Di antaranya adalah: insaf bahwa hidup akan mati,yakin bahwa akhirat itu nyata, dan bertobat segera mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H