Aku melihatnya dalam diam.
Wajahnya lebih menyimpan beban.
Bibirnya masih bungkam.
Tak ingin mengatakan keluhannya.
Itulah dia.
Lelaki setia yang telah menemani hidupku bertahun-tahun.
Memberi, menafkahi, dan melayani.
Tanpa lelah dan berkeluh kesah.
Hatinya luas bak Samudera.
Tangannya ringan bagaikan kapas.
Setiap yatim ia santuni.
Yang sudah ia bersimpati
Lelaki mana lagi yang seperti dirinya.
Yang hidup berbalut kasih sayang dan cinta.
Kata-katanya penuh kekaguman.
Yang selalu membuat rindu dalam kesepian.
Duhai lelakiku.
Jangan jauh dan pergi.
Tetaplah di sini.
Genggamlah tanganku.
Peluk diriku.
Biarkan raga kita bersatu.
Dan hanya berpisah karena maut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H