Lelaki itu pun merasa lega setelah melakukan kebaikan kepada perempuan itu.
Lantas apa yang terjadi dengan wanita itu setelah mendapat kopi gratis?
Wanita itu pun menghampiri si pembayar kopi itu dan mengucapkan terima kasih. Dia juga menceritakan kisahnya pada lelaki yang memberikan kopi gratis itu.
Dia bercerita tentang bisnisnya yang baru saja bangkrut dan juga ditinggal mati anaknya. Hal itu membuat wanita ini merasa tidak disayang oleh Tuhan, dia seraya menyalahkan Tuhan atas peristiwa yang ditimpa keluarganya.
Setelah ia mendapatkan kopi gratis itu ia merasa bahagia, ternyata saat sulit dalam hidupnya, masih ada orang yang peduli dengan dirinya dengan membelikan secangkir kopi untuk dinikmati.
Begitulah nilai sebuah kebaikan. Kita tidak perlu melihat siapa yang kita bantu. Karena, apa pun kebaikan yang kita lakukan pasti bermanfaat, baik untuk diri sendiri, terutama untuk orang lain.
Satu pesan lagi, yang bisa diambil setelah membaca awal bab buku ini. Bahwa ketika melakukan kebaikan, jangan pernah berharap kebaikan itu dibalas sama orang yang sama. Karena, mungkin saja Tuhan sedang mempersiapkan orang baik yang akan memberikan kebaikan pada diri kita juga.
Seperti pesan Omar Sulaiman:
"Ketika kamu memperlakukan orang dengan baik, orang-orang yang sama itu mungkin tidak memperlakukanmu dengan cara yang sama. Tetapi jika kamu memperhatikan, kamu akan melihat bahwa Allah telah mengirim orang lain yang memperlakukanmu dengan lebih baik. (Hidupmu Bermakna:11)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H