Nggak punya ide menulis?
Sulit dapatkan ide untuk menulis?
Alah, itu alasan.
Jika bicara terkait ide menulis sebenarnya banyak, bahkan iya bertebaran seperti debu yang berterbangan di udara, datang silih berganti menguasai otak dan pikiran kita, namun sering kali kebanyakan ide yang datang ke dalam otak kita tidak diambil.
Sebenarnya ide itu banyak, tapi kita selalu memperbanyak alasan untuk membuat ide itu menjadi tidak ada.
Contoh, saat kamu jalan-jalan ke taman, kamu melihat seorang permpuan duduk bersama pasangannya, mereka terlihat sangat mesra, berpegangan tangan dan bercumbu bersama, mereka adalah sepasang suami istri yang baru saja menikah. Nah, hal ini bisa saja kita jadikan sebuah carita pendek atau puisi romantis dalam tulisan kita, namun, kadang alasan kita untuk menulis itu sangat banyak.
Ide juga bisa datang saa membaca sebuah buku. Ketika membaca buku, pasti ada sebuah kata mutiara atau quoet. Dari kata mutiara ini sebenarnya bisa dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Namun, selalu ini yang terjadi:
"Ah, tadi aku nggak bawa pena untuk nulis"
"Ah, idenya hilang tiba-tiba"
"Gimana mau nulis, kalau mood saja masih berantakan"
Seribu satu alasan kita buat hanya ingin menutupi satu ide tulisan yang lewat.
Lantas bagaimana mau menulis satu buku?
Ide itu ibarat jelangkung
Pernah bermain jelankung-jelangkungan? Kalau pernah pasti tidak asing dengan kalimat ini "Jelangkung-jelangkung kalau datang tak dijemput, pulang tak di antar."
Nah, ide tulisan pun kadang demikian, tidak pernah kita undang kedatangannya dan tidak pernah kita usir kehadirannya, namun ia selalu pergi dengan sendirinya. Maka, wajib bagi kita untuk tetap menyediakan alat atau senjata pamangkas untuk memangkas ide yang lewat. Tulis segera, jangan sampai ia lolos dari memori ingatanmu, karena satu ide yang lewat di kepala mu tidak akan mampir lewat untuk yang kedua kalinya.
Saya sendiri menyusun strategi menangkap ide-ide dengan beberapa cara, di antaranya adalah:
Pencuri ide
Mau jadi pencuri? Tentu kamu tidak mau, donk! Tapi, tenang, pencuri yang ini tidak akan membuat mu masuk penjara dan dihukum gantung kemudian mati dalam kesengsaraan. InsayAllah, aman.
Sesekali, pencuri lah ide dari bacaan orang lain, berkunjung ke toko buku, dan bacalah tulisan orang, di sana ada berjuta ide yang bisa kamu jadikan opini dan tulisan baru. Ingat hanya ide ya, bukan tulisan orang, apalagi karya aslinya, itu baru dinamakan pencuri yang sebenarnya. Selain membaca buku, bacalah karya orang melalui media online. Ada banyak jenis tulisan yang bisa ditemukan, baik itu fiksi, mau pun non fiksi.
Pancing ide
Jika tak mau mencuri ide, cobalah teknik yang ke dua ini. Pancing ide. Emangnya ikan? Yah, seperti ikan, ide juga bisa dipancing. Apa umpannya? Banyak. Kamu bisa menggunakan foto, vidio, nonton film, dan jalan-jalan. Semua yang kamu lakukan bisa memancing datannya ide utuk menulis. Jadi, sediakan umpan yang banyak untuk memancing ide yang cemerlang. Sudah siap memancing?
Ikat, jangan sampai lepas
Sudah ada hasil curian, jangan sampai lepas. Ikat dia dengan tali yang kuat. Ide yang kamu dapatkan harus kamu tulis, jangan dibiarkan saja di dalam pikiran, tapi tuangkan ke dalam bentuk tulisan, biarkan ia berkembang menjadi satu karya ang akan membuat kamu menjadi orang yang bersejarah di mata dunia.
Sekarang hilangkan paradigma di dalam otak kita bahwa ide itu sulit untuk didapatkan, karena yang sulit itu karena kita lah yang mempersulitnya. Ubahlah paradigma kita untuk membuat ide itu menjadi hal yang mudah kita dapatkan. Maka mulai sekarang katakan bahwa :
"Ide itu banyak, dan saya bisa menuliskan ke dalam sebuah karya"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H