Menulis merupakan salah satu keterampilan yang membutuhkan ruang dan waktu untuk memikirkan hal apa yang harus ditulis. Berbicara tentang ide menulis adalah hal yang tidak bisa habis dibahas dalam dunia kepenulisan. Masalah buntut dalam ide, kehabisan topik, semua adalah kendala dalam kegiatan tulis menulis.
Malam ini saya kembali membaca beberapa chat dalam group forum penulis Nurul Hakim yang rame membahas tentang bagimana menulis? Apa yang harus ditulis? Dan bagaimana agar setiap hari menulis?
Dari diskusi kecil di group maka lahirlah tulisan sederhana ini.
Apa yang harus ditulis?
Pertanyaan ini adalah salah satu pertanyaan yang sering muncul, baik di group kepenulisan, workshop, hingga kelas menulis online maupun offline. Pak Akbar Zainudin, seorang penulis buku -- Uktub pernah berpesan saat pelatihan menulis buku nonfiksi, beliau berkata "Tulislah apa yang kamu kuasai, dan apa yang kamu sukai"
Dari pesan singkat itu, bisa jadi ide dasar kita dalam menulis. Jika kita tidak tau apa yang ingin ditulis, maka tulislah apa yang kita sukai dan apa yang kita kuasai.
Jika kita adalah seorang ibu rumah tangga, kita bisa menulis hal-hal seputar rumah tangga, seperti masakan kesukaan anak dan suami, menulis terkait bagaimana mengatur rumah tangga dengan baik, menjadi menantu kesayangan mertua, menghadapi mertua yang galak, tetangga yang suka julid, dan segala bentuk kegiatan rumah yang bisa kita bagi melalui tulisan.
Apapun profesi kita sebenarnya kita bisa menulis, karena menulis merupakan keterampilan yang bisa dilakukan siapa saja. Bukan hanya seorang sarjana Bahasa Indonesia saja yang bisa menulis, bukankah penulis novel Laskar Pelangi adalah seorang sarjana ekonomi? Jika seorang sarjana ekonomi saja bisa menghasilkan karya, kenapa kita tidak?
Anda mungkin tahu penulis buku Javanese Wisdom Berpikir dan Berjiwa Besar atau 7 Langkah Sederhana Untuk Mengubah Hidup Menjadi lebih Bermakna, Agung Webe. Bukankah beliau adalah seorang pramugara garuda Indonesia ? yang memiliki jam terbang yang tinggi, selain sebagai pramugara beliau juga merupakan seorang pembicara seminar dan trainer.
Menulislah apa yang kita bisa tulis. Jika seorang sarjana ekonomi dan pramugara bisa menghasilkan karya, kenapa kita tidak?
Bagaimana agar setiap hari menulis?
Rumus menulis terdiri dari 3L, Latihan, Latihan, Latihan. Kita bisa karena terbiasa, itulah kalimat yang sering kita dengar. Untuk membangun sebuah kebiasaan maka kita harus tekun melakukan apa yang ingin kita biasakan.
Dalam buku Writing Without Teacher karya Peter Elbow, beliau menjelaskan bagaimana membiasakan menulis setiap hari. Menurut beliau seorang yang ingin membiasakan menulis setiap hari bisa dilakaukan dengan menulis 10 menit hingga 15 menit setiap hari.
Selain itu, untuk meningkatkan kebiasaan menulis kita bisa menggunakan metode free writing atau menulis bebas. Metode ini telah dibahas dan dibukukan oleh pak Hernowo Hasim dalam bukunya yang berjudul Free Writing.
Dalam bukunya beliau menjelaskan bahwa untuk bisa menulis bisa diawali dengan menulis bebas, menulis bebas yang dimaksud adalah menulis tanpa memikirkan aturan-aturan kepenulisan. Menulis bebas juga diartikan sebagai menulis yang membahagiakan.
Bangunlah kebiasaan menulis sedini mungkin, kebiasaan itu bisa dibangun dengan cara menentukan waktu menulis setiap hari. Misalnya saat qiyamul lail, setelah subuh, atau pun di waktu senggang lainnya. Kita tak akan bisa membiasakan sesuatu jika kita tidak memulainya.
Menulislah dari hal kecil, ceritakan keseharian dan segala bentuk kegiatan yang dilakukan. Karena setiap hari kita punya sejarah yang bisa kita tulis untuk masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H