Pagi ini saya membuka beranda FB. Beberapa postingan teman yang memperlihatkan kesenangan dan kebahagiaan mereka.
Ada yang sedang merayakan hari pernikahannya, ada yang merayakan ulang tahun anak yang lucu dan imut, ada yang merayakan kebahagiaan dengan belanja sepuasnya, dan yang sedang menikmati liburan keluarga.
Mungkin kalian pun pernah merasakan apa yang saya rasakan ini. saat saya melihat postingan tersebut kadang terbesit dalam pikiran saya
" Kapan ya sebahagia mereka?"
"Wah, senangnya bisa rayakan hari jadi pernikahan seperti itu, pasti serasa jadi pengantin baru."
"Wah, enak ya liburan bersama keluarga."
pikiran -pikiran seperti ini selalu menjangkit dalam pikiran saya ketika melihat beribu macam postingan kebahagiaan di beranda FB, atau pun di IG. Padahal tidak semua yang kita lihat bahagia itu benar bahagia.
Yah seperti seorang ibu yang memilih untuk tetap menikmati hidup apa adanya. Dia terlihat enjoy dengan hidupnya. makan apa adanya tanpa mengeluh, mencari makanan dengan cara membantu tetangga membersihkan kebun, atau angkat daun kelapa untuk dibuat sapu lidi. Dia tergolong wanita kuat. bahkan saat diejek, dicaci dia memilih diam. tidak pernah pusing dengan semua keadaannya. Sedangkan orang-orang di sampingnya yang selalu repot membicarakannya.
"Lihat dia, sudah sakit-sakitan tetap saja mau bantu tetangganya yang sombong itu, bahkan ketika dia sakit pun tak ada satu orang pun yang datang menjenguknya. Terlalu baik dia , tapi mudah dimanfaatkan."
Si perempuan kuat itu bukan punya motivasi untuk dimanfaatkan melainkan jika masih bisa bermanfaat untuk orang lain kenapa tidak berbuat.