Man Shabara Zhafira merupakan salah satu karya Ahmad Rifa'I Rif'an. Buku ini masuk Bestseller Internasional dan merupakan buku inspirasi yang sangat membangun motivasi. Buku ini ditulis dengan Bahasa yang ringan sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
"Kesabaran itu menolong segala pekerjaan."
Itulah sebuah kalimat bijak pembuka buku ini. Kesabaran adalah landasan atas semua kesuksesan setiap orang.
Jika Anda adalah seseorang yang mudah menyerah dengan mimpi, cepat putus asa dengan segala usaha, dan tidak punya motivasi untuk membangun mimpi. Maka, buku ini merupakan buku yang wajib dibaca.
Dari awal bab penulis menjelaskan secara gambalang bagaimana mestinya seseorang mebangun mimpi mereka. Mimpi harus dibangun dengan kesungguhan hati dan mimpi dibangun dengan penuh rasa sabar dalam meraihnya.
Dalam membangun sebuah mimpi jangan bermimpi atau memiliki cita-cita yang kecil. Mengingat bahwa yang memegang mimpi kita itu sangat maha besar.
"Tuhan bahkan tak membatasi mimpi kita. Tuhan bahkan tak pernah melarang kita untuk bercita-cita menjadi orang hebat. Kenapa kita sendiri yang mengkerdilkan mimpi kita." (hal 35)
Saya sangat termotivasi ketika mulai membaca buku ini. Mimpi yang dulu sempat mati dan terkubur, ingin rasanya menggali kembali untuk hidup.
Buku ini benar-benar memberikan suntikan inspirasi dan semangat baru untuk meraih apa yang kita impikan. Karena, selain mengajak kita untuk menulis dan membangun mimpi.
Penulis pun mengajak kita untuk segera melakukan apa yang kita impikan tersebut. Karena mimpi tanpa ection is nothing.
Kita harus banyak bergerak dan banyak mencoba. Kalau tidak bergerak tidak akan berkembang, kalau tidak mau mencoba maka tidak akan bisa.
Kita harus menjadi orang yang disiplin dalam menggunakan waktu. Karena setiap waktu yang berputar tidak dapat diulang kembali.
"Orang bijak akan menggunakan waktunya dengan bijak. Ia optimalkan waktu untuk menghasilkan dampak besar dalam kehidupannya. Ia efisienkan waktunya untuk mengerjakan aktivitas produktif yang membawa perbaikan hidupnya." (hal 93)
Waktu yang telah Tuhan berikan satu hari 24 jam harus dimaksimalkan sedemikian rupa untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat sampai pada akhirnya kita bisa mendapatkan kehidupan yang bahagia.
Bagaimana kehidupan yang bahagia itu?
Dalam buku ini penulis menggambarkan kehidupan bahagia menurut prof. Dr. Quraish Shihab
"Cara berbahagia: kurangi ketergantungan Anda pada sesuatu dan ukur keinginan Anda dengan kemampuan Anda." (hal:97)
Sederhana begitu saja untuk membangun kebahagiaan. Dari membangun mimpi kita saja artinya kita membangun apa yang kita impikan, bukan yang orang lain impikan. Kemampuan kita harus terus diasah, ditingkatkan agar bisa mencapai hasil yang maksimal.
Ada sebuah petuah luar biasa yang disampaikan penulis dalam buku ini. Pesan ini sangat membantu kita untuk menyadarkan diri kita.
Hal ini membuat saya sebagai pembaca berpikir keras. Apakah selama ini saya sudah mampu menjadikan diri saya sebagai sang pemimpi yang sabar, sudahkan saya bisa memberi manfaat untuk orang lain.
Ada tiga petuah yang luar biasa yang harus kita sama-sama cermati. Petuah ini datang dari Yahya bin Muadz "Jika tak bisa memberi manfaat, jangan membahayakan, jika tak bisa membahagiakan, jangan membuat sedih, jika tak bisa memuji jangan mencaci."(hal 165)
Buku ini sungguh luar biasa. Pantaslah mendapatkan berbagai bentuk dukungan dan apresiasi dari kolega penulis. Selain menginspirasi, juga membuka paradigma dan pandangan baru untuk tetap bermimpi dan meraihnya hingga sukses.
Namun, sampai ketitik sukses itu kita perlu belajar sesuatu hal yang sangat berharga yaitu belajar dari kesalahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H