Kita harus banyak bergerak dan banyak mencoba. Kalau tidak bergerak tidak akan berkembang, kalau tidak mau mencoba maka tidak akan bisa.
Kita harus menjadi orang yang disiplin dalam menggunakan waktu. Karena setiap waktu yang berputar tidak dapat diulang kembali.
"Orang bijak akan menggunakan waktunya dengan bijak. Ia optimalkan waktu untuk menghasilkan dampak besar dalam kehidupannya. Ia efisienkan waktunya untuk mengerjakan aktivitas produktif yang membawa perbaikan hidupnya." (hal 93)
Waktu yang telah Tuhan berikan satu hari 24 jam harus dimaksimalkan sedemikian rupa untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat sampai pada akhirnya kita bisa mendapatkan kehidupan yang bahagia.
Bagaimana kehidupan yang bahagia itu?
Dalam buku ini penulis menggambarkan kehidupan bahagia menurut prof. Dr. Quraish Shihab
"Cara berbahagia: kurangi ketergantungan Anda pada sesuatu dan ukur keinginan Anda dengan kemampuan Anda." (hal:97)
Sederhana begitu saja untuk membangun kebahagiaan. Dari membangun mimpi kita saja artinya kita membangun apa yang kita impikan, bukan yang orang lain impikan. Kemampuan kita harus terus diasah, ditingkatkan agar bisa mencapai hasil yang maksimal.
Ada sebuah petuah luar biasa yang disampaikan penulis dalam buku ini. Pesan ini sangat membantu kita untuk menyadarkan diri kita.
Hal ini membuat saya sebagai pembaca berpikir keras. Apakah selama ini saya sudah mampu menjadikan diri saya sebagai sang pemimpi yang sabar, sudahkan saya bisa memberi manfaat untuk orang lain.
Ada tiga petuah yang luar biasa yang harus kita sama-sama cermati. Petuah ini datang dari Yahya bin Muadz "Jika tak bisa memberi manfaat, jangan membahayakan, jika tak bisa membahagiakan, jangan membuat sedih, jika tak bisa memuji jangan mencaci."(hal 165)