Ah, itu impian saya dulu. Sejak SMA saya bercita-cita jadi seorang penulis. Namun, cita-cita itu hanya sekadar impian yang tertulis. Banyak gelombang kehidupan sudah ku lalui untuk menjadikan diri ini sebagai apa yang saya inginkan. Namun, niat saya salah. Menjadi penulis saja tidak cukup. Karena semua orang bisa jadi penulis. Tapi, untuk menjadi penulis yang sungguhan itu sedikit.
Menjadi penulis beneran.
Sebuah impian yang kita miliki harus dibarangi dengan usaha. Begitu pula ketika ingin jadi seorang penulis. Jika ingin menjadi penulis maka rumus utamanya adalah "Mau menulis"
Banyak cara untuk menjadi penulis. Banyak buku motivasi kepenulisan yang bertebaran di toko buku. Semua bisa kita dapatkan dengan mudah. Bahkan diinternet pun sudah bisa diaskes dengan mudah. Namun, saya ego mengalahkan semuanya. Impian mau jadi penulis semakin surut. Karena malas, ego, dan berbagai alasan suka datang membendungi otak ini. Hampir-hampir satu bulan hanya bisa menulis saru artikel.
Aduh gimana mau jadi penulis kalau seperti ini?
Dari pengalaman saya sendiri ada beberapa hal yang menghambat saya untuk tidak menulis.
Faktor penghambat menulis
- Tidak membaca buku.
Setiap penulis tidak akan jauh dari buku. Buku adalah salah satu sumber ide terbesar bagi para penulis. Bacaan yang baik akan menghasilkan tulisan yang baik pula. namun, jika buku saja tidak dibaca akan membut otak menjadi tumpul dalam berpikir.
- Kuarang berdiskusi
Berdiskusi akan menambah informasi dari hasil bertukar pikiran. Dengan berdiskusi pun kita bisa mendapat pendapat lain dari orang lain.
- Banyak alasan
"Nggak punya ide"
"Belum ada mood nih"
"Nggak tau apa yang mau ditulis"
Berbagai macam alasan akan menjadikan kita lali untuk terus menulis. Alasan-alasan terus datang ketika hati ingin menulis. "Ah, nanti aja dah nulis." Salah satu yang suka menghambat juga karena terus menunda-nunda. Padahal waktu yang telah berlalu tidak akan kembali lagi.
Tiga hal di atas merupakan faktor terbesar saya dalam menulis. Padahal buku ada, ide sudah tertumpuk diotak, namun, alasanlah yang selalu menghalangi saya untuk mau bergerak. Nah, kemudian bagaimana sekiranya hal-hal itu bisa diatasi.
Mengatasi malas saat menulis
- Kembali keniat
Niat adalah pondasi terbesar saat membangun sebuah impian. Jika niat kita bagus dan kokoh apa yang kita bangun akan menghasilkan hasil yang memuaskan.
- Teruslah membaca
Saat malas datang kadang mood dan motivasi dalam diri kita hilang begitu saja. Sampai-sampai membaca buku pun kita enggan melakukannya. Namu, hal itu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Karena keburukan yang didiamkan akan terus berkembang. Jadi, saat malas membaca pun kita harus berusaha melawan. Karena, dari membca buku akan membuka otak dan pikiran kita jernih lagi. Dan dari bcaan pun akan lahir kembali motivasi yang sempat mati.
- Miliki motivasi sukses
Motivasi harus kita miliki. Ia ibarat bahan bakar untuk kita. Saat malas, dia yang akan menjadi alasan untuk kita bangkit kembali. Carilah motivasi-motivasi hebat dari penulis-penulis hebat.
- Punya waktu spesial
Waktu spesial yang saya maksud adalah waktu untuk memberikan ketenangan dalam pikiran kita. Saat kita tenang akan mudah mengatasi masalah-masalah kecil seperti malas. Pikiran yang tenang akan membantu mengatasi setiap masalah yang datang.
Marilah menulis
Malas itu adalah ujian
Tapi bukan alasan untuk tidak menulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H