Mohon tunggu...
Hesty Enggarwati M
Hesty Enggarwati M Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan Profesi Universitas Negeri Yogyakarta

Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi-PPG Prajabatan Universitas Negeri Yogyakarta Email: hestyenggarwati.2022@student.uny.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara terhadap Pendidikan yang Memerdekakan

11 Januari 2023   22:25 Diperbarui: 11 Januari 2023   22:28 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan Indonesia mempunyai sejarah panjang hingga terwujudnya kemerdekaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Wujud kemerdekaan Pendidikan di Indonesia dapat terlihat dari didirikannya Taman Siswa oleh Ki Hajar Dewantara sebagai wadah anak bangsa untuk menuntut ilmu. Tujuan Tamansiswa adalah alat mobilisasi politik dan sekaligus sebagai penyejahtera umat. 

Selaras dengan semboyan Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Setiap individu pada perkembangannya akan mengalami proses sesuai dengan semboyan tersebut, sehingga perlu dipersiapkan dengan sungguh-sunggu salah satunya melalui Pendidikan. Landasan bagi jalannya proses Pendidikan di taman siswa yaitu dengan sistem among. 

Sistem Among merupakan metode yang berdasarkan pada asih, asah, dan asuh dalam penyelenggaraannya Pendidikan. Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak dari latar belakang dan karakteristik yang berbeda-beda agar memiliki pribadi yang kuat, berpikir, dan mandiri.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai latar belakang budaya yang berbeda-beda di tiap daerahnya. Multikulturalisme tersebut menjadikan manusia Indonesia dengan jiwa nasionalisme yang kental berlandaskan pada Pancasila dan Bhinekatunggalika. Dewasa ini Pendidikan dapat dirasakan oleh siapa saja. Selaras dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa Merdeka Belajar bisa dirasakan oleh semua peserta didik. Pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dinilai masih relevan untuk diterapkan pada dunia pendidikan saat ini. 

Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa tujuan dari Pendidikan adalah menuntun peserta didik agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Semangat agar peserta didik dapat bebas belajar dan berpikir, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan berdasarkan kesusilaan yang akhirnya menjadi tema besar kebijakan pendidikan Indonesia saat ini.

Pembelajaran yang merdeka dapat diartikan sebagai pembelajaran yang berdiferensiasi. Hal-hal yang melatar belakangi adanya pembelajaran tersebut dikarenakan peserta didik memiliki kebutuhan dan karakteristik yang berbeda-beda sehingga, perlu adanya wadah untuk berekspresi sesuai dengan kesiapan, minat dan profil peserta didik. 

Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang dapat menentukan identitas dirinya. Perbedaan individu dapat dilihat dalam aspek kognitif, sosio-emosional dan moral pada tiap perkembangan.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang menunjang kebutuhan belajar peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhannya, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama.

Guru harus memperhatikan dan menyesuaikan konten, proses pembelajaran, dan produk hasil belajar ketika melaksanakan tugas pembelajaran di kelas. Menyesuaikan dengan kurikulum sekarang yang diharapakn mampu memerdekakan peserta didik untuk lebih mengeksplor kemampuan diri peserta didik. Melalui pembelajaran peserta didik dapat mampu memaksimalkan potensi yang dimilikinya.

Selain pembelajaran berdiferensiasi Pendidikan yang memerdekakan juga dirasakan melalui Profil Pelajar Pancasila. Selaras dengan Pancasila sebagai identitas dan entitas bangsa Indonesia. Wujud dari Profil Pelajar Pancasila dapat dilihat di sekolah melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

 Sama halnya dengan pembelajaran diferensiasi alasan adanya proyek tersebut dikarenakan peserta didik memiliki kebutuhan dan karakteristik yang berbeda-beda sehingga, perlu adanya wadah untuk berekspresi sesuai dengan enam prinsip profil pelajar Pancasila. Merdeka Belajar yang berarti pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan di sekolah maupun di kelas. 

Pendidikan yang berpihak atau menghamba pada anak proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan bermakna. Karena peserta didik merasa bahwa seluruh proses pembelajaran itu merupakan bagian dari diri mereka, sebab segala proses pembelajaran melibatkan mereka dengan segala proses dan tahapannya, Akan tetapi Budi pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi peserta didik dalam mengembangkan budi pekerti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun