Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Haji Wajib Sebarkan Kedamaian

2 Agustus 2019   09:22 Diperbarui: 2 Agustus 2019   09:48 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kami dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang0orang yang beriman." (QS Ash Shaff: 10-13).

Petikan ini bermakna dalam, yaitu tentang jihad yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Pada pelaksanaannya jihad tidak saja dalam arti sempit dan keras, tapi lebih bermakna juga lebih lembut dan bermakna lebih luas.

Dalam perbincangan antara Rasulullah dengan umatnya, beliau menerangkan bahwa pelaksanaan ibadah haji punya makna jihad yang dalam karena bukan saja menyangkut materi (sanggup membayar biaya haji yang tidak sedikit) tetapi juga kesiapan mental yang mereka miliki. 

Dalam pelaksanaannya, kaum lemah dalam hal ini wanita dan kaum tua juga harus berjuang agar dapat menaati rukun Islam kelima yang diamanatkan oleh Allah tersebut.

Itu bukan perara mudah karena tahapan haji relative berat dan memerlukan persiapan yang serius. Baik menjelang berangkat, di Mekah, Madinah dan di padang Arafah. 

Semuanya memerlukan kesiapan fisik prima karena semuanya menuntut energy dan kesiapan mental terbaik. Karena itu tidak salah jika Rasulullah mengatakan bahwa haji sejatinya jihad.

Jika pelaksanaan haji telah paripurna dan mereka harus kembali ke negara masing-masing, dengan keadaan mental yang lebih baik. Pemahaman agama juga lebih baik.

Sesuai dengan sabda Nabi, umat yang sudah diberi kesempatan untuk menunaikan haji itu wajib dapat menggenapi dua hal dalam hidupnya yaitu memberi makan (kesejahteraan kepada orang lain) dan memberi kedamaian kepada orang lain.

Untuk memberi makan ( bisa diartikan sebaga memberi pekerjaan atau kesejahteraan ) kepada orang lain, hal itu mungkin sesuatu sulit. Kaum yang sudah berhaji biasanya sudah mapan dan diberi kelimpahan oleh Allah.

Hal yang masih agak absurd adalah memberikan kedamaian kepada orang lain termasuk dalam hal ni adalah memberi teladan kepada mereka yang patut menerima teladan. Memberi kedamaian kepada lingkungan juga berarti mampu mengekang keinginan untuk memecah  belah.

Ini contoh mudah karena Indonesia amat banyak pihak yang tidak mampu memberi kedamaian kepada orang lain, tapi juga memberi provokasi dan merasa berbeda (eksklusif) dengan yang lain.  Ini tentu tidak elok dan tidak diharapkan oleh Nabi seperti dalam pengajaran-pengajaran beliau soal haji.

Karena itu, bagi kaum haji sebaiknya bersikap seperti Nabi Muhammad SAW yang tidak letih memberi teladan sikap dan memberi kenyamanan kepada lingkungan sekitar. Kenyamanan dalam hal ini kedamaian dan bukan malah memecah belah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun