Mohon tunggu...
Hesti Widayani
Hesti Widayani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Wanita yang hebat adalah mereka yang memiliki kekuatan untuk mencintai tanpa batas, menginspirasi orang lain, dan meraih impian mereka dengan ketekunan dan keteguhan yang tak tergoyahkan (Oprah Winfrey)

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Tantrum Anak: Faktor Pemicu dan Solusinya

10 Mei 2024   15:12 Diperbarui: 10 Mei 2024   15:21 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Mengenal Lebih Jauh Tentang Tantrum pada Anak

Anak-anak seringkali menunjukkan perilaku tantrum, yang seringkali menjadi momok bagi orang tua dan pengasuh. Tantrum merupakan respons emosional yang kuat, termasuk kemarahan, frustasi, atau kekecewaan, yang bisa menyertai tangisan, teriakan, dan bahkan perilaku agresif. Memahami fenomena tantrum pada anak adalah langkah awal yang penting bagi orang tua dan pengasuh untuk membantu anak mengatasi dan mengelola emosinya dengan lebih baik.


Pentingnya Memahami Faktor Pemicu dan Solusi

Mengatasi tantrum anak bukanlah hal yang mudah, tetapi memahami faktor-faktor yang memicunya serta solusi yang tepat dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas tantrum. Artikel ini akan membahas berbagai faktor pemicu tantrum pada anak, baik dari segi internal maupun eksternal. Selain itu, kami juga akan memberikan panduan mengenai berbagai solusi yang dapat diimplementasikan oleh orang tua dan pengasuh untuk mengatasi tantrum anak dengan lebih efektif.

Faktor-faktor Pemicu Tantrum Anak

Tantrum anak seringkali dipicu oleh berbagai faktor, baik dari dalam diri anak itu sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu orang tua dan pengasuh dalam mengelola dan mengurangi kejadian tantrum yang terjadi.

A. Faktor Internal

1. Perkembangan Kognitif dan Emosional Anak

Tantrum anak seringkali terkait dengan tahapan perkembangan kognitif dan emosional yang sedang dialami oleh anak. Misalnya, anak yang belum memiliki keterampilan verbal yang baik mungkin lebih rentan mengalami frustrasi ketika tidak dapat menyampaikan keinginannya dengan jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun