Mohon tunggu...
Hesti Widayani
Hesti Widayani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Wanita yang hebat adalah mereka yang memiliki kekuatan untuk mencintai tanpa batas, menginspirasi orang lain, dan meraih impian mereka dengan ketekunan dan keteguhan yang tak tergoyahkan (Oprah Winfrey)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu Rumah

2 Agustus 2023   15:36 Diperbarui: 2 Agustus 2023   15:41 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Suara adzan berkumandang dari atas menara masjid, memecah kesunyian fajar yang mulai merekah. Di sebuah sekolah berasrama yang terletak di tengah-tengah perbukitan yang indah, tinggalah seorang anak laki-laki bernama Aryan. Ia adalah anak yatim piatu yang dipisahkan dari keluarganya dan dimasukkan ke sekolah berasrama setelah kematian orangtuanya.

Suasana sekolah begitu asing baginya. Semua murid yang datang dari berbagai daerah tampak bahagia dan bergembira. Namun, Aryan merasa sendirian dan hampa. Ia merindukan kehangatan keluarga yang dulu selalu mengisi setiap sudut rumahnya.

Suatu hari, di malam hari, ketika bulan dan bintang bersinar cerah, Aryan duduk di bawah pohon tua yang mengingatkannya pada pohon besar di halaman rumahnya. Ia menangis dalam diam, rindu yang mendalam menyelimuti hatinya.

Tiba-tiba, seorang kakak kelas, bernama Raja, datang menghampirinya. Raja adalah seorang murid yang ceria dan ramah. Ia melihat Aryan menangis dan duduk di sebelahnya dengan lembut.

Raja: (mengusap punggung Aryan) Hei, mengapa kamu menangis?

Aryan: (menghapus air matanya) Tidak apa-apa, kak. Saya hanya merindukan rumah dan keluarga saya.

Raja: (merangkul Aryan) Saya mengerti, Aryan. Saya juga merasa kesepian saat pertama kali masuk ke sini. Tapi, percayalah, kelak kamu akan menemukan keluarga baru di sini. Kami semua adalah keluarga.

Aryan: (ragu-ragu) Tapi, mereka tidak seperti keluarga saya. Mereka tidak tahu betapa saya merindukan pelukan ibu dan kehangatan ayah.

Raja: (tersenyum lembut) Aku tahu bagaimana perasaanmu. Tapi, jangan lupakan, di setiap langkah hidup kita, ada orang-orang yang menyayangi kita. Walaupun mereka bukan keluarga darah, mereka bisa menjadi keluarga pilihan yang tak kalah berharga.

Aryan: (menatap Raja) Apakah kamu seperti itu, kak?

Raja: (tersenyum lebih lebar) Tentu saja. Sekarang, mari kita lihat langit malam ini. Cobalah untuk merasa bahwa langit adalah pelukan dari orang-orang yang menyayangi kita, termasuk orangtuamu di surga. Kita tidak sendirian, Aryan.

Aryan dan Raja duduk di bawah langit yang cerah. Raja menunjuk ke arah langit, menceritakan tentang bintang-bintang yang berkilauan seperti pelita yang membawa cahaya dari langit.

Raja: (tersenyum sambil menatap langit) Setiap kali aku merindukan orangtuaku, aku melihat ke langit. Aku percaya bahwa mereka sedang melihatiku dari sana, menjaga dan menyayangiku.

Aryan: (menghapus air matanya) Terima kasih, kak Raja. Kamu membuatku merasa lebih baik.

Raja: (merangkul Aryan erat) Kamu selalu bisa mengandalkan aku, Aryan. Kita akan menjadi keluarga satu sama lain di sini.

Setelah malam itu, Aryan mulai merasa lebih nyaman di sekolah. Dia menemukan teman-teman sejati yang memberikan dukungan dan kehangatan seperti keluarga. Meskipun ia masih merindukan rumahnya, ia menemukan cara untuk menyatukan kenangan indah dengan harapan dan cinta yang baru.

Mereka pun melanjutkan perjalanan di sekolah dengan keceriaan dan cinta yang tumbuh di antara mereka. Aryan menyadari bahwa, meskipun ia tidak bisa kembali ke rumah yang dulu, ia telah menemukan rumah yang baru dalam pelukan keluarga barunya di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun