Yogyakarta, - The Case Against Boeing merupakan film yang di rilis pertama kali di Amerika Serikat pada Festival Film Sundance tepatnya pada tanggal 21 Januari 2022, kemudian diluncurkan di 23 Negara pada 22 Februari 2022 melalui Netflix.Â
Film ini di tulis oleh Mark Bailey dan Keven Mc Alester dan di sutradarai langsung oleh Rory Kennedy, pembuat film dokumenter asal Amerika. The Case Against Boeing ini merupakan film yang mengisahkan dua kecelakaan besar dalam dunia penerbangan.Â
Dimana pesawat Lion Air JT610 mengalami kecelakaan pada bulan Oktober  2018 yang menewaskan 189 orang dan pesawat Ethiopian Airlines ET302 juga mengalami kecelakaan pada bulan Maret 2019 dan telah menewaskan 157 orang. Kedua kecelakaan tersebut melibatkan jenis pesawat yang sama, yaitu Boeing MAX 737 hanya dengan rentan waktu selama lima bulan.
Di awal kejadian , pihak Boeing menuding bahwa kecelakaan tersebut terletak pada kesalahan pilot. Namun setelah di selidiki penyebab kecelakaan tersebut adalah adanya cacat desain perangkat lunak stabilisasi penerbangan atau augmentasi karakteristik manuver.Â
Selain itu pilot tidak mengetahui cara mengoperasikan software penerbangan baru yang memiliki sensor yang salah. Faktanya, pihak Boeing mengabaikan kerusakan pada fungsi pesawat demi mendapatkan keuntungan, dimana perusahaan Boeing memangkas biaya produksi, tanpa mempertimbangkan keselamatan.
Insiden kecelakaan pesawat yang terjadi pada LION air flight 610 pesawat tersebut merupakan pesawat baru besutan amerika boeing 737 max . Singkatan film ini menceritakan tentang sebuah kecelakaan Lion Air.Â
Salah satu informasi bersumber dari hasil wawancarai  istri dari pilot pesawat Lion Air flight 610 Ia menceritakan bahwa tidak ada kejadian ganjil sebelumnya Bahkan mereka berbincang-bincang seperti biasanya saat sebelum keberangkatan pesawat tersebut setelah itu sisi tersebut mendapatkan kabar dari seorang kolega dari sang suami bahwa pesawat dengan kode penerbangan 610 belum ditemukan dan pada akhirnya tim dari Indonesia  melakukan pencarian. Setelah beberapa hari pencarian dinyatakan tidak ada yang selamat dari kecelakaan pesawat Lion Air tersebut. Â
Pada saat itu juga tim Boeing datang ke Indonesia untuk melakukan investigasi dan menurut mereka itu adalah kesalahan dari pilot serta kesalahan dari teknisi dan banyak hal lain. Namun  setelah di temukannya flight data recorder di simpulkan bahwa kesalahan terjadi dengan fitur baru yaitu mcash  fitur yang di sematkan Boeing untuk membantu pilot mengontrol sebuah pesawat, namun anehnya fitur ini tidak ada di buku panduan Boeing 737 Max tetap membantah bahwa pesawatnya itu itu aman untuk di operasikan.
Setelah terjadinya kecelakaan Lion Air boeing memberikan sebuah petunjuk jika terjadi lagi mcas bisa dimatikan, namun setelah lima bulan terjadi kecelakaan lagi yaitu yang terjadi pada Ethiopian Airlines 302 dan pada saat ini satu persatu mulai terungkap bahwa ada kesalahan desain atau kesalahan dari sensor Boeing 737 Max .Â