Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta memang kaya akan destinasi wisatanya mulai dari wisata budaya hingga wisata alamnya. Wisata alam yang cukup terkenal dikalangan masyarakat Yogyakarta hingga Luar Yogyakarta ini berada di Gunung Kidul.Â
Wisata alamnya pun cukup beragam seperti Wisata Pantai, Bukit, Goa, dan sebagainya. Salah satu wisata alam yang wajib untuk dikunjungi jika berkunjung di Yogyakarta adalah pantainya. Pantai-pantai di Yogyakarta sendiri pun cukup beragaman, mulai dari pantai yang masih sepi akan pengunjung, hingga pantai yang sudah ramai akan pengunjung.
Salah satu objek wisata Pantai yang cukup populer adalah Pantai Siung. Pantai yang berjarak sekitar 70 kilometer dari Pusat Kota Yogyakarta tepatnya di Dusun Duwet, Desa Purwodadi, Kec Tepus, Kabupaten Gunung Kidul. Lokasi pantai yang lumayan jauh tentu tidak menyurutkan niat kita untuk berkunjung ke pantai ini karena keindahan pantainya yang tidak perlu diragunakan lagi.
Pantai dengan hamparan pasir berwarna putih, ditambah dengan batu karang raksasa membuat pantai ini semakin eksotis. Batu karang ini tidak hanya digunakan sebagai penambah keindahan pantai tetapi juga digunakan sebagai tebing pembatas antar pantai.Â
Keberadaan batu karang ini juga dijadikan sebagai awal mula penamaan pantai Siung ini. Menurut salah satu sesepuh setempat, bentuk batu karang raksasa tersebut menyerupai gigi kera atau Siung Wanara karena itulah, pantai disebut dengan Pantai Siung.Â
Karang gigi kera yang sampai sekarang masih bertahan dari gerusan ombak lautan yang menerpanya, hingga celah-celahnya disusuri oleh air laut yang mengalir perlahan. Karang gigi kera ini yang hingga kini turut menjadi saksi kejayaan wilayah Siung di masa lalu.
Pantai Siung ini juga sangat terkenal dengan Tebingnya. Para pengunjung yang menyukai olahraga yang memicu adrenalin seperti Rock Climbing atau Panjat Tebing, tentu tidak asing dengan keberadaan tebing ini. Pada sekitar tahun 1989 ada seseorang asal Jepang yang merintis jalur ditebing pantai Siung ini.Â
Tidak diketahui namanya, tetapi masyarakat sering menyebut dengan sebutan "Kakek". Mereka memanfaatkan batu karang raksasa  untuk dijadikan sebagai lokasi panjat tebing.
Hal tersebut akhirnya menginspirasi beberapa pihak untuk mengadakan kompetisi Asean Climbing Gathering pada tahun 1990-an. Kompetisi tersebut terus berlanjut dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005, terdapat ajang Asean Climbing Gathering yang diikuti oleh 250 partisipan dari 65 negara.Â
Di tahun yang sama, pemerintah Yogyakarta juga menjadikan Pantai Siung sebagai lokasi resmi kegiatan panjat tebing. Mulai sejak itulah popularitas panjat tebing Pantai Siung mulai meningkat dan dikenal oleh para pencinta alam khususnya panjat tebing. Pantai Siung pun berhasil mendapat penghargaan "The Best Climbing Rocks Site in Yogyakarta".
Ketinggian Tebing Siung ini berkisar sekitar 06meter-120meter. Tebing ini termasuk tebing dengan jenis batuan Karst (Limestone), dengan ciri khas batuan tebingnya agak tajam. Untuk fisik tebingnya sendiri beberapa jalur perblok nya pun berbeda, ada yang terdapat lubang-lubang yang sangat banyak seperti batu tanduk, lubang tembus, bahkan ada juga yang jalur tebingnya memiliki krek sedikit atau jalur tebingnya open.
Tebing di pantai Siung ini memiliki sekitar 250 jalur pemanjatan dengan tingkat kesulitan dan karakteristik tebing yang berbeda-beda, jumlah tersebut pun dapat bertambah dengan adanya izin perintis jalur sebelumnya. Jalur panjat tebing di Pantai Siung ini dibagi menjadi beberapa blok, mulai dari jalur pemanjatan blok A hingga blok K.Â
Tingkat kesulitannya  pun bervariasi, mulai dari tingkat kesulitan yang rendah hingga yang tinggi. Jalur Kuda Laut merupakan jalur pemanjatan favorit para pemanjat dengan tingkat kesulitan yang tergolong tinggi.Â
Sedangkan di jalur pemanjatan blok D pun juga tak kalah menariknya karena jalur ini  bisa digunakan oleh pemanjat yang dihitung masih pemula karena dengan batu pijakan dan pegangan yang tergolong enak. Tebing disini pun bisa digunakan sebagai pemanjatan Artificial, Sport, bahkan juga bisa digunakan dengan Hanging Bivak (Bermalam diatas tebing)
Tebing siung ini pun tidak cukup jika hanya dinikmati dengan kacamata penglihatan saja, tetapi jari jemari juga harus ikut merasakan kenikmatan tebing ini. Para pemanjat biasanya memacu adrenalin dengan menaklukan tebing-tebing tinggi pantai Siung ini dengan berbekal peralatan yang lengkap dan fisik yang kuat ini membuat mereka yakin untuk melakukan pemanjatan.Â
Dimulai dengan aba-aba dari pemanjat "Belayer on" kemudian belayer menjawab "On belay" Pemanjat pun mulai memegang batuan tebing dan menaikinya dengan perlahan hingga mencapai top tebing. Pemanjat pun diharuskan tetap berkomunikasi dengan belayer dengan mengatakan sleak (Kendorkan) dan pull (Kencangkan)
Hingga saat ini Tebing Siung ini pun masih dijadikan sebagai tempat pemanjatan. Mulai dari Mahasiswa Pecinta Alam yang ada di Yogyakarta hingga luar Yogyakarta seperti UIN Sunan Kalijaga, UNY, UGM, UMY, UNS dan masih banyak lagi. Tebing Siung ini pun sudah terkenal dari taraf Nasional hingga Internasional.Â
Apabila ingin melakukan pemanjatan perizinan nya pun bisa dilakukan dilakukan di pengelola wisata yang berada di TPR yang berada di pintu masuk sebelum menuju lokasi pemanjatan kemudian menghubungi penanggung jawab pemanjatan yang ada di lokasi.
Untuk Akomodasi biaya masuknya pun dipatok harga sekitar 5.000/ orang yang dibayarkan di TPR, karena Tebing Siung ini masih terletak dikawasan pantai Siung. Pengunjung pun dapat menyewa basecamp disana apabila pengunjung tidak ingin menyewa basecamp, pengunjung juga bisa membawa tenda sendiri karena dikawasan tebing terdapat area camping ground.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H