Mohon tunggu...
hesti rokhimah
hesti rokhimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030132

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta Seorang anak perempuan yang menyukai tantangan dan hal baru "Melalui tulisan aku bisa mengenal apa itu dunia"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Kawin Culik Suku Sasak

30 Maret 2022   15:32 Diperbarui: 30 Maret 2022   16:22 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prosesi Pernikahan, ( Sumber : Instagram @itdc_id )

Dalam adat perkawinan Sasak ini jika kedua pasangan telah melakukan kawin culik dan dikatakan berhasil, maka proses selanjutnya adalah melangsungkan pernikahan. Biasanya Upacara pernikahan ini diawali dengan proses upacara Sorong Serah Aji Kerama (persaksian derajat kemartabatan). Upacara ini merupakan upacara pemberian hak dan kewajiban sekaligus kedudukan untuk pihak laki-laki. Sorong Serah ini terdiri dari tiga tingkatan yaitu: Aji krame 100, Aji krame 66, dan Aji krame 33 biasanya dibedakan dari golongannya. Upacara ini biasanya diadakan dikediaman pihak perempuan.

"Sorong serah aji kerama ini merupakan proses seserahan yang yang dilakukan sebelum acara nyongkolan dan biasanya menggunakan juru bicara (Pembayun)" Ujar Syukur Adham, Pemuda asal Lombok

Prosesi Nyongkolan dengan menggunakan gendang baliq ( Sumber : Shutterstock/soft_light )
Prosesi Nyongkolan dengan menggunakan gendang baliq ( Sumber : Shutterstock/soft_light )

Setelah Upacara Sorong Serah Aji Kerama ini selesai biasanya dilanjutnya dengan prosesi Nyongkolan. Prosesi nyongkolan ini merupakan prosesi untuk menyiarkan bahwa pasangan ini  sudah melangsungkan pernikahan. Biasanya nyongkolan ini bersifat arak- arakan dengan menggunakan alat musik tradisional dalam bahasa Sasak disebut gendang beleq. Dalam prosesi ini dua mempelai diarak dari kediaman laki-laki menuju kediaman perempuan dengan berjalan kaki dengan maksud pihak perempuan menyerahkan dirinya untuk menjadi istri dari pembelai laki-laki untuk hidup Bersama selamanya. Setelah proses Nyongkolan ini selesai biasanya dilanjutkan dengan proses Balas One Nae

Balas One Nae ini merupakan upacara kunjungan keluarga pihak laki-laki kerumah pihak perempuan dengan membawa makanan khas Lombok. Upacara ini merupakan upacara balasan dari nyongkolan dengan harapan agar terhindar dari balak atau masalah dalam bahtera rumah tangga yang dijalaninya. 

Tradisi pernikahan di Indonesia tentu sangat beragam dan memiliki keunikan masing-masing. Seperti adat pernikahan dari Suku Tidung di Kalimantan "Adanya larangan kekamar mandi selama tiga hari tiga malam", adat Sinamot dari Batak " Merundingkan mahar kawin sesuai dengan status, dan karir calon mempelai, semakin tinggi status sosial semakin tinggi maharnya" , dan masih banyak lagi keunikan lainnya.

Dari keunikan tradisi pernikahan diatas tentunya sudah bisa dilihat kalau Indonesia memang kaya akan keberagaman tradisi dan budayanya. Kita sebagai warga Indonesia sudah sepatutnya untuk terus melestarikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun