Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Struktur dan Unsur Kebahasaan Teks Cerita Fantasi Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Media Audio Visual pada Peserta Didik Kelas VII D SMP Negeri 2 Gemolong.
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik dalam materi kemampuan menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. banyak siswa yang masih kesulitan dalam menganalisis dan membuktikan kalimat yang menunjukkan adanya unsur kebahasaan dalam teks cerita fantasi. Masalah ini menjadi satu hal yang perlu dipecahkan dalam proses pembelajaran. Penyebab terjadinya hal itu karena peserta didik kurang dilibatkan untuk belajar bersama kelompok (kooperatif learning), media yang kurang menarik, LKPD yang membosankan, dan kurang memanfaatkan TPACK dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang berpusat kepada peserta didik, peserta didik lebih banyak mendengar penjelasan dari guru.
Selama ini proses pembelajaran juga masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif rendah yaitu: level C1 (mengingat), level C2 (memahami) dan C3 (Aplikasi). Guru belum terbiasa melaksanakan pembelajaran (PH,PTS,PAS) yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS (Higher Order Thinking Skills) . Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Oleh karena itu praktik pembelajaran ini sangat penting dibagikan karena, sebagai berikut: 1. Praktik pembelajaran ini dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman tentang menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. 2. Meningkatkan semangat belajar peserta didik. 3. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. 4. Meningkatkan keaktifan peserta didik ketika berkelompok. 5. Praktik pembelajaran ini dapat memotivasi guru lain dalam mendesain perangkat pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 6. Menambah referensi dalam membuat perangkat pembelajaran. 7. Dapat dijadikan referensi jika terdapat kesamaan situasi dalam pembelajaran.
Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik adalah guru yang bertanggung jawab meningkatkan motivasi dan semangat belajar peserta didik dalam menentukan materi menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. Selain itu saya juga mendesain pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan dalam pembelajaran menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan bantuan media audio visual.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Berdasarakan hasil kajian literatur dan identifikasi masalah dengan melakukan refleksi diri melalui wawancara kepada rekan sejawat, waka kurikulum, kepala sekolah dan peserta didik pada materi menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi ada beberapa tantangan yang dihadapi yaitu:
- Peserta didik kurang memahami materi menganalisis struktur dan kebahasaan teks Cerita Fantasi.
- Pembelajaran masih berpusat dari guru, sehingga kurang partisipasi dari peserta didik dalam belajar.
- Peserta didik kurang aktif ketika berkelompok.
- Pendidik belum sepenuhnya melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
- Sarana yang dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran harus tersedia, seperti layar LCD dan jaringan internet yang stabil.
Berdasarkan penyebab dari permasalahan rendahnya kemampuan peserta didik dalam menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi, maka tantangan yang dihadapi guru sebagai berikut.