Mohon tunggu...
Hestik
Hestik Mohon Tunggu... Human Resources - Everything

All about things

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kiat Menulis Cerita Anak

13 April 2022   13:37 Diperbarui: 13 April 2022   13:44 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita anak bisa dipahami menjadi satu karya sastra anak yang ditulis menjadi bacaan untuk anak, dimana isinya sesuai menggunakan taraf perkembangan intelektual dan emosi anak serta digunakan menjadi hiburan maupun memberikan pendidikan moral pada anak. 

Dari pengertian lain, cerita anak merupakan karya imajinatif pada bentuk bahasa, yang berisi pengalaman, perasaan, pikiran yang sengaja ditujukan kepada anak-anak, yang dimana penulisannya dilakukan oleh orang dewasa ataupun anak-anak. 

Tujuan adanya cerita anak diantaranya yaitu membaca yang merupakan kunci keberhasilan seseorang anak pada sekolah, bahkan sepanjang hidupnya. Hal itu, diperlukan sarana untuk anak-anak yang berkualitas.

Cerita anak diyakini mampu menjadi salah satu faktor yang dapat dimanfaatkan untuk mendidik dan mampu memberikan berbagai kebermanfaatan untuk menyertai anak dalam proses menuju kedewasaan. Terdapat 2 nilai dalam cerita anak yaitu nilai personal dan nilai pendidikan. 

Sedangkan nilai pendidikan meliputi mengembangkan kemampuan berbahasa, mengembangkan kemampuan membaca, mengembangkan kemampuan bercerita, mengembangkan kemampuan menulis, dan memperkenalkan kekayaan sastra anak. 

Ciri-ciri dari cerita anak antara lain cerita disajikan dengan menggunakan cara pandang anak atau kacamata anak, cerita ditampilkan secara langsung, tidak bertele-tele, dan tidak berbelit agar mudah dipahami, mengandung tema yang mendidik, menggunakan setting yang ada dalam dunia anak, 

tokoh dalam cerita mengandung keteladanan yang baik karena anak merupakan peniru ulung, bahasa mudah dipahami, tetapi mampu menambah perkembangan bahasa anak, imajinasi masih dalam jangkauan anak-anak, unsur pendidikan tanpa menggurui, dan terdapat penyelesaian dalam segala konflik cerita yang dikemas secara sederhana.

Target yang dituju disesuaikan dengan perkembangan anak. Seperti usia 0-6 tahun dibutuhkan cerita dengan tema keseharian dan disajikan secara visualisasi. Kemudian usia kelas 1-3 SD biasanya membutuhkan certa dengan tema imajinatif untuk mengembangkan sekaligus mengarahkan imajinasi yang belum terkendali. 

Saat anak berusia kisaran kelas 4-6 SD membutuhkan tema yang realistis mengandung nilai-nilai soisal yang bertujuan untuk memberikan gambaran unutk bersosialisasi.

Jenis-jenis cerita anak meliputi fantasi atau karangan khayal, realistic fiction, biografi, flokstales, religius. Biasanya disajikan dengan visual yang besar dan menarik. 

Selain itu, terdapat beberapa referensi lain mengenai tahapan pembuatan cerita anak yaitu temukan ide cerita, buat alur cerita, tentukan konflik cerita, tentukan dan hidupkan tokoh utama serta tokoh cerita lainnya, pilih sudut pandang, mulai cerita dengan kalimat menarik, 

fokus, sampaikan pesan dalam cerita tanpa menggurui, tutup cerita dengan penyelesaian yang mengesankan, beri judul yang membuat penasaran, dan sajikan dengan ilustrasi yang menarik. 

Dalam pembuatan cerita anak tersebut usahakan tidak menyinggung SARA , tidak mengandung unsur kekerasan, tidak mengandung unsur pornografi, dan tidak memunculkan hal-hal terkait rokok, alkohol, maupun narkoba.

 Serta menurut Mochtar Lubis, karya sastra yang baik selalu mengandung tiga hal yaitu kebenaran, keindahan, dan keterharuan.

Bagaimana cara menulis cerita anak?

Dalam membuat cerita anak haruslah menentukan tema terlebih dahulu kemudian mencari ide yang sesuai dengan tema yang dipilih. Kemudian pilihan setting, latar, tokoh, dan alur yang disesuaikan dengan umur anak. Terlebih dahulu membuat rangkuman cerita yang nantinya akan dijabarkan dengan opening cerita dan menentukan alur cerita yang menarik serta ending yang tak terduga. 

Setelah cerita selesai lakukan self editing guna memperbaiki kesalahan yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun