Deretan rumpun ilalang itu seringkali menyita perhatian saya. Saat masih hijau, tak jarang bunga-bunga ilalang yang berwarna merah muda keunguan dan putih memberikan sajian indah yang tak kalah dengan rimbunan mawar. Bahkan pernah pula saya sengaja berpose berlatar belakang rimbunan ilalang ini. Hanya saja, maaf foto tersebut tidak saya publikasikan di sini. Khawatir kalau ada yang menawari saya jadi cover majalah, nggak enak tho, kalau nantinya majalah tersebut disobek-sobek pembacanya karena model covernya nggak fotogenik sama sekali (lha saya sendiri juga ogah banget lihat fotonya) hehehehehe.....
Bagaimana saat ilalang ini perlahan kering? Wow, tak kalah cantiknya. Bagi saya, yang sampai detik ini masih bingung soal fine art photography, ilalang kering ini lumayan nyeni. Sila simak foto berikut ini, nyenikah menurut anda?
[caption id="attachment_185375" align="aligncenter" width="624" caption="Ilalang yang mengering (dok. pribadi)"][/caption] Sekian partisisapi eh partisipasi saya dalam WPC kali ini, cukup satu saja, karena puyeng memikirkan fine art photography
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H