Mohon tunggu...
Hesti Edityo
Hesti Edityo Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

Seorang ibu dari 4 lelaki dan seorang guru Fisika yang menyukai sastra. hestidwie.wordpress.com | hesti-dwie.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menanti Kehadiran Komet Elenin

24 Juni 2011   00:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:14 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Lintasan Komet Elenin (dok. NASA)"][/caption]

Leonid Elenin, seorang pengamat dari Lyubertsy, Russia, adalah orang yang pertama mendeteksi kehadiran komet C/2010 X1 atau disebut juga komet Elenin. Komet yang terdekteksi melalui peralatan di ISON-NM observatorium dekat Mayhill, New Mexico, pada tanggal 10 Desember 2010, saat komet berada pada jarak 647 juta km dari Bumi. Komet Elenin sendiri termasuk keluarga komet periode panjang, dimana ia membutuhkan waktu 11.690 tahun untuk berevolusi terhadap Matahari. Komet periode panjang adalah komet-komet yang memiliki periode revolusi diatas 200 tahun. Contoh komet periode panjang lainnya adalah komet Hale-Bopp (2500 tahun) dan Kahoutek (75.000 tahun). Jika Hale-Bopp dijuluki komet tercerlang abad ini, maka komet Elenin sebaliknya. Ia termasuk komet redup dan dibutuhkan alat bantu untuk lebih menikmati kehadirannya. Tingkat kecerlangan komet Elenin mulai meningkat pada bulan Agustus 2011 nanti, yaitu pada skala 6 - 8 magnitud*. Kemudian pada tanggal 10 September 2011 kecerlangannya semakin meningkat menjadi 3 - 4 magnitud. Elenin akan berada pada titik perihelion pada jarak 0,48 SA (± 72 juta km) pada tanggal tersebut, dan saat itu Elenin 'menghilang' dari pandangan pengamat di Bumi. Kita bisa menikmati Elenin saat kecerlangannya turun pada skala 4 - 5 magnitud yaitu pada saat berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi. Komet ini akan melintas 'sangat dekat' dengan Bumi pada tanggal 16 Oktober 2011 yaitu pada jarak 35 juta km. Pada tanggal tersebut, Elenin akan terbit dari timur pada pukul 2 dinihari. Sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan perjalanannya di angkasa dengan kecerlangan yang kian memudar. Apa Itu Komet? Bintang berekor atau Lintang Kemukus, begitu sebutan yang diberikan kebanyakan orang pada komet. Ia memang seperti bintang yang memiliki ekor atau tampak seperti berasap. Kometes merupakan asal kata komet yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti berambut panjang. Komet memiliki bagian yang disebut kepala komet dan ekor komet. Ekor komet akan tampak semakin panjang dan kepalanya bersinar lebih terang saat mendekati Matahari. Arah ekor komet ini selalu menjauhi Matahari dan terjadi karena adanya hembusan angin Matahari (solar wind) dan radiasi Matahari. Jadi, cahaya yang dimiliki komet merupakan pantulan cahaya Matahari. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Wajah inti komet Hartley 2 yang difoto dari jarak 700 km oleh wahana Deep Impact pada tanggal 4 November 2010 (dok. NASA)"]

Wajah inti komet Hartley 2 yang difoto dari jarak 700 km oleh wahana Deep Impact pada tanggal 4 November 2010 (dok. NASA)
Wajah inti komet Hartley 2 yang difoto dari jarak 700 km oleh wahana Deep Impact pada tanggal 4 November 2010 (dok. NASA)
[/caption] Dirty snowballs, adalah julukan lain dari komet. Ya, komet memang seperti bola salju kotor karena tersusun atas air dalam wujud padat (es) dan gas-gas beku seperti karbon dan gas-gas lainnya dengan susunan yang tidak terlalu padat.

**

Note : magnitud adalah ukuran kecerlangan benda langit. Benda langit bermagnitud kecil lebih cerlang dari benda langit yang bermagnitud besar. Sebagai contoh, sebuah bintang dengan magnitud -1 lebih cerlang dari bintang bermagnitud 2. Benda langit paling redup yang masih bisa dilihat dengan mata telanjang (tanpa bantuan teleskop) adalah benda langit yang memiliki magnitud semu 6.

Sumber : NASA, Langit Selatan dan sumber-sumber lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun