Mohon tunggu...
Hesti Edityo
Hesti Edityo Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

Seorang ibu dari 4 lelaki dan seorang guru Fisika yang menyukai sastra. hestidwie.wordpress.com | hesti-dwie.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cincin Perak

14 Juni 2011   00:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:32 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cincin itu kubeli 17 tahun yang lalu. Cincin perak dengan motif sederhana itu menarik perhatianku saat menjelajah pasar Sukowati, Gianyar Bali. Begitu tertariknya membuatku ngotot menawar cincin itu lebih dari setengah harga yang ditawarkan perempuan penjualnya. Ketika cincin itu berhasil menjadi milikku dengan harga cukup miring, tak bosannya kupandang cincin itu sepanjang perjalanan pulang ke hotel bahkan hingga pulang ke Purwokerto. Cincin itu begitu indah tersemat di jariku saat itu. Meski hanya sebuah cincin perak sederhana. Entahlah, tiba - tiba di suatu senja aku merindukan cincin itu dan aku tak tahu dimana cincin itu kini. Rindu yang mencuat ketika kusadari cincin emas pemberian ibu memiliki model yang sama dengan cincin perakku yang hilang. Kerinduan itu begitu menggebu, dan memaksaku untuk rela menjelajah sudut kota dari satu toko ke toko yang lain. Pertanyaan yang kuajukan pada pelayannya selalu sama, "Ada cincin perak dengan model seperti cincin saya ini?". Dan jawaban yang kuterima entah kenapa selalu sama, "Maaf, tak ada." "Pesan saja ke tokonya model cincin yang kau inginkan!" saran temanku suatu ketika. Aku hanya mengangguk tapi tak pernah mencoba sarannya. Entahlah, aku hanya ingin cincinku kembali, cincin perak dari Sukowati. "Bukan cincinnya yang membuatmu rindu, tapi cerita di balik cincin itu..." ucap temanku. Mungkin... aku pun tak tahu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun