Mohon tunggu...
Hesti CS
Hesti CS Mohon Tunggu... Lainnya - Bank Indonesia

Analis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Intervensi Bank Sentral di Pasar Valas

29 Desember 2023   00:05 Diperbarui: 29 Desember 2023   00:08 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara sederhana, valas bisa juga diartikan dengan uang dalam bentuk mata uang negara lain. Nilai atau kurs-nya tercatat secara resmi di bank sentral masing-masing negara, dan memiliki kondisi yang sangat fluktuatif.

Kurs valas merupakan jumlah uang domestik yang diperlukan untuk memperoleh unit mata uang asing dalam jumlah tertentu. Nah, kurs valas ini menunjukkan perbandingan nilai mata uang dalam negeri dengan negara lain.

Lalu, mengapa kita perlu untuk memiliki atau membeli mata uang asing? Jawabannya adalah untuk digunakan sebagai alat pembayaran transaksi internasional. Jenis mata uang yang diperdagangkan di antaranya adalah US Dolar (USD), Euro (EUR), Australian Dolar (AUD), Pound Sterling (GBP), Singapore Dolar (SGD), Canadian Dolar (CAD), Japanese Yen (JPY), dan Chinese Yuan (CNY).

Tujuan Pemerintah Melakukan Intervensi Pasar Valas

Pemerintah melakukan transaksi valas dengan berbagai tujuan. Utamanya, valas diperlukan untuk membayar utang negara atau menerima pendapatan dari luar negeri.

Nah, dengan urgensi kebutuhan tersebut, ada alasan mengapa pemerintah perlu melakukan intervensi di pasar valas.

Mengingat kondisi valas yang sangat fluktuatif dan perannya yang begitu penting untuk membuat transaksi antarnegara berjalan mulus, pemerintah perlu melakukan intervensi untuk menjaga kestabilan mata uang dalam negeri.

1. Mengurangi fluktuasi tajam

Indonesia menganut sistem devisa bebas dan penerapan nilai tukar mengambang (free floating) menyebabkan nilai tukar mata uang Rupiah di pasar menjadi sangat rentan oleh pengaruh faktor ekonomi dan nonekonomi. Dalam hal ini, intervensi BI bertujuan menjaga fleksibilitas dari level nilai tukar itu sendiri yang dapat mendorong kegiatan perekonomian.

2. Mencegah adanya overshooting mata uang tertentu

Intervensi yang dilakukan pemerintah melalui bank sentral memiliki tujuan untuk mencegah adanya overshooting terhadap nilai mata uang tertentu. Hal ini juga berdampak pada terjaganya nilai "demand" dan "supply" yang seimbang.

3. Membuat batasan implisit

Tujuan intervensi di pasar valas salah satunya adalah untuk membuat batasan implisit seperti menerapkan suatu band. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga equilibrium yang rasional yang berlandaskan pada kondisi fundamental ekonomi.

4. Bentuk tindakan proaktif menjaga perekonomian

Intervensi oleh bank sentral di pasar valas adalah tindak proaktif terhadap sentimen pasar yang berlebihan. Tujuannya adalah untuk menjaga kestabilan jangka menengah dan panjang dengan cara memantapkan kebijakan fiskal dan moneter.

5. Mendorong kebijakan makro

Dalam hal ini, intervensi yang dilakukan memiliki tujuan untuk mendorong terwujudnya kebijakan makro jangka menengah. Tujuan ini berkaitan dengan target output dan keseimbangan harga.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa intervensi pasar valas diperlukan untuk mengurangi jumlah uang beredar, mensterilisasi ekspansi pengeluaran anggaran negara, dan mengurangi dampak imported inflation.

Jenis-Jenis Intervensi di Pasar Valas

Intervensi di pasar valas bisa dalam berbagai cara dan bentuk, baik langsung maupun tidak langsung. Berikut ini adalah jenis intervensi yang bisa dilakukan bank sentral di pasar valas.

1. Intervensi verbal

Jenis intervensi ini merupakan intervensi tidak langsung. Artinya, BI tidak secara langsung mengambil perannya di pasar valas. Intervensi ini juga dikenal dengan istilah jawboning.

Hal ini biasanya dilakukan dengan cara membicarakan mata uang negara naik atau turun, atau semacam menggulirkan opini. Intervensi ini dinilai cukup efektif tanpa harus merugikan suku bunga, ekonomi, atau faktor lainnya.

2. Intervensi operasional

Dalam cara ini, bank sentral bergerak langsung di pasar valas untuk melakukan intervensi. Hal ini seperti yang dilakukan oleh BI di tahun 2018 dengan cara membeli hampir semua SBN hingga mencapai total 3 triliun Rupiah. Perry mengatakan hal ini menunjukkan komitmen BI sangat kuat dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.

Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pada beberapa waktu lalu (turun 0,5% atau terlemah sejak 10 Juli 2023) membuat BI mengeluarkan beberapa cara sebagai upaya menstabilkan nilai Rupiah.

BI melakukan intervensi di pasar sekunder SBN, dengan melakukan penjualan SBN dengan tenor pendek. Hal ini ditujukan untuk menjaga daya tarik imbal hasil surat utang tersebut.

Selain itu, Perry menjelaskan bahwa BI juga menerapkan term deposit valas melalui kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE). Intervensi juga dilakukan dengan menambah frekuensi tenor lelang.

Seluruh kebijakan intervensi pemerintah melalui BI di pasar valuta asing adalah untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, dam mengontrol dampaknya ke perekonomian domestik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun