Era digital turut mendorong masyarakat bertransaksi secara digital. Produk-produk keuangan berbasis digital yang dikeluarkan oleh berbagai pihak sebagai alat transaksi.Â
Guna menjaga kestabilan rupiah dan relevansi dengan kondisi masyarakat digital, Bank Indonesia pun hadir dengan inovasi Rupiah Digital.
Rupiah Digital adalah uang rupiah dalam bentuk digital. Penerbitan Rupiah Digital dilakukan secara virtual pun penyimpanannya pada platform digital.Â
Seluruh pencatatan transaksi Rupiah Digital juga akan terekam dengan struktur yang tersentralisasi dan terdesentralisasi secara real-time dan transparan.
3 Tahap Pengembangan Rupiah Digital Â
Proyek Garuda adalah nama yang digunakan sebagai payung eksplorasi desain Digital Rupiah. Mata uang virtual resmi negara ini pun dikembangkan secara bertahap melalui proses iteratif.
Pengembangan Digital Rupiah disusun berdasarkan empat kriteria kelayakan: relevansi, urgensi, kesiapan, dan kadar implikasi. Adapun tahapan pengembangannya terdiri dari tiga tahap sebagai berikut.
1. Tahap Pertama (Immediate)
Bank Indonesia memulai dengan w-Digital Rupiah untuk keperluan penerbitan, pemusnahan, dan transfer dana antarpengguna.Â
Adapun yang dimaksud dengan w-Digital Rupiah memiliki cakupan akses yang terbatas dengan lingkup pendistribusian hanya layanan transaksi wholesale.
2. Tahap Kedua (Intermediate)
Berbagai use case w-Digital Rupiah bakal diperluas dengan berbagai use case tambahan yang mendukung transaksi di pasar keuangan.Â
Tahap ini juga mengimplementasikan tokenisasi surat berharga. Adapun beberapa use case yang dimaksud meliputi settlement dana CCP dan DvP untuk Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dan OM.
3. Tahap Ketiga (End State)
Tahap ini akan mengujicobakan konsep integrated end-to-end w-Digital Rupiah to r-Digital Rupiah (Digital Rupiah ritel).Â
Salah satu use case yang akan diujicobakan adalah konversi w-Digital dengan r-DIgital yang sekaligus menjadi representasi interaksi pasar wholesale dan ritel.
Sinergi dan Kolaborasi Nasional
Proyek Garuda merupakan inisiatif berskala nasional dengan produk Digital Rupiah yang digadang sebagai upaya menjaga kedaulatan mata uang rupiah di tengah era digital.Â
Maka dari itu, efektivitas maupun implementasinya sangat dipengaruhi bahkan ditentukan oleh terbentuknya ekosistem lintas sektoral end-to-end.
Proses ini tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan seluruh stakeholder di sepanjang lintasan, mulai dari supply hingga demand. Sinergi stakeholder ini pun jadi bagian esensial terhadap pengembangan Digital Rupiah.Â
Selain Bank Indonesia, diperlukan juga kolaborasi dari legal formal seperti dukungan pemerintah dan lembaga legislatif. Tak cuma itu, keterlibatan publik jadi aspek signifikan dalam menjaga efektivitas implementasi desain Digital Rupiah.
Adapun tujuh area prioritas non-exhaustive dalam Proyek Garuda adalah sebagai berikut.
- Area moneter dan sistem pembayaran
- Area stabilitas sistem keuangan
- Area transaksi pemerintah
- Area keamanan nasional
- Area perlindungan konsumen
- Area hubungan internasional
- Area perdagangan aset kripto
Sinergi dan Kolaborasi Internasional
Mata uang digital yang diterbitkan oleh bank sentral atau lebih dikenal dengan istilah CDBC (Central Bank Digital Currency) dinilai sebagai solusi yang cukup menjanjikan dalam mewujudkan pembayaran dan transaksi antarnegara secara lebih transparan, cepat, mudah, dan inklusif.Â
Beberapa isu seperti compliance yang kompleks, biaya yang mahal, hingga tingginya biaya konversi mata uang diyakini dapat diatasi dengan CBDC.
Forum G-20 juga membahas berbagai isu, termasuk di antaranya adalah interoperabilitas antarnegara CBDC menjadi bagian dari rancang bangun agenda cross-border.Â
Bank Indonesia bekerja sama dengan BIS Innovation menjadi salah satu wujud konkret dalam mendorong agenda prioritas tersebut.
Proyek Garuda bisa dilihat sebagai milestone Bank Indonesia sebagai bagian dalam inisiatif bertaraf internasional.Â
Selain menjalin kerja sama dengan benak sentral global, Bank Indonesia juga bekerja sama dengan komunitas bank sentral dan organisasi internasional lainnya, seperti IMF, BIS, dan Bank Dunia.
Proyek Garuda adalah inisiatif yang akan mengubah cara bertransaksi masyarakat Indonesia menjadi lebih nyaman dan luwes di era digital.Â
Untuk mewujudkan tatanan sebesar ini, pengembangan pun harus dilakukan secara matang berdasarkan data yang kuat serta menjalankan kolaborasi yang apik dan sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H