Dari hasil survei yang sama, penyaluran kredit baru perbankan tampak tetap tumbuh, tetapi cenderung melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut bisa dilihat dari penurunan angka SBT atau Saldo Bersih Tertimbang yang hanya mencapai 82,1% atau turun sekitar 10,5% dari bulan sebelumnya.
Melambatnya penyaluran kredit baru dialami semua kelompok bank. Begitu juga dengan jenis penggunaan kredit, baik Kredit Investasi (KI), Kredit Modal Kerja (KMK), maupun Kredit Konsumsi lainnya. Namun, hanya KPR yang mengalami peningkatan menjadi 66,2% dibandingkan angka 54,5% pada bulan September 2023.
Hasil survei tersebut menarik diamati saat disandingkan dengan proyeksi kebutuhan pembiayaan rumah tangga ke depan. Hanya 5,3% responden rumah tangga yang berencana menambah pembiayaan pada masa mendatang. Sebagian besar responden (94,7%) malah belum berencana mengajukan pembiayaan apapun di masa mendatang.
Tentu hal ini jadi sebuah tantangan bagi perbankan untuk lebih giat mempromosikan pembiayaan atau kredit sejenis. Terlebih lagi, pemerintah sudah merilis kebijakan relaksasi LTV/FTV pada sektor properti dan kendaraan.
Maka, sekarang waktu tepat bagi masyarakat untuk memiliki rumah atau kendaraan impian, selagi perbankan juga gencar menawarkan program pembiayaan atau kredit.Â
Bank pun berlomba-lomba menyuguhkan program terbaik untuk para nasabah. Mulai dari menjalin kemitraan solid dengan developer properti unggulan, penguatan kanal digital dalam pemasaran produk kredit, promosi menarik seperti diskon, cashback, dan reward point, hingga pengajuan kartu kredit secara online.
Menanggapi situasi demikian, apakah Anda tertarik untuk mengubah rencana soal pengajuan pembiayaan rumah tangga dalam waktu dekat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H