Bank Indonesia (BI) terus mendukung adanya ekspansi dan pemanfaatan Local Currency Transaction (LCT) atau pemakaian mata uang lokal di tingkat internasional. Ini termasuk dalam sektor perdagangan, investasi, keuangan, perbankan, dan transaksi yang terjadi antarnegara.
Dalam upaya untuk promosi perdagangan, Bank Indonesia memiliki kesempatan untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok. Kerja sama ini terbentuk melalui kampanye yang mempromosikan penggunaan LCT dengan mata uang lokal pada acara "Indonesia-Tiongkok Business Forum" di Beijing, Tiongkok pada tanggal 26 September kemarin.
Pembentukan Satgas Nasional LCT
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia guna mendukung peningkatan pemakaian mata uang lokal untuk bertransaksi di Indonesia dengan para mitra atau LCT adalah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Nasional LCT.
Pembentukan Satgas LCT ini melibatkan berbagai pihak pemangku kepentingan, mulai dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Lembaga Penjamin Simpanan.
Pembentukan Satgas Nasional ini diimplementasikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (NK) antara lembaga terkait dalam rangka meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi Indonesia dengan negara mitra.
Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada tanggal 5 September dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 2023 di Jakarta.
Perry Warjiyo selaku Gubernur BI menyebutkan bahwa Satuan Tugas Nasional LCT akan berfungsi sebagai sarana koordinasi yang lebih kuat untuk memperkuat kerjasama antara kementerian maupun lembaga dalam upaya meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral antara Indonesia dan negara mitra utama.
Pembentukan Satuan Tugas Nasional LCT memiliki tujuan utama untuk mendorong penerapan kerangka kerja LCT sebagai upaya mendukung peningkatan stabilitas nilai tukar Rupiah serta menguatkan ketahanan pasar keuangan dalam negeri.
Penerapan ini diharapkan akan memberikan dampak yang positif pada berbagai aktivitas ekspor-impor, investasi, transaksi pembayaran lintas batas. Termasuk penggunaan QR cross border, dan mendukung transaksi perdagangan surat-surat berharga di masa yang akan datang.
Tak ketinggalan, Satgas Nasional LCT juga merupakan tindakan nyata dari pihak berwenang nasional dalam mendorong pelaksanaan LCT yang sejalan dengan salah satu program pemerintah untuk memperkuat ekonomi nasional.
Dalam kerangka ini, semua Kementerian/Lembaga akan bersinergi untuk merancang upaya penyediaan kemudahan, pemberian insentif, dan percepatan pelayanan ekspor maupun impor kepada pelaku usaha yang menggunakan mata uang lokal dalam transaksi mereka dengan negara mitra.
Jalin Kerja Sama dengan Beberapa Negara
Di samping kerja sama LCT dengan Tiongkok, Indonesia juga telah menjalankan kolaborasi serupa dengan beberapa negara di wilayah ini, termasuk Malaysia, Thailand, dan Jepang. Selain itu, kesepakatan kerja sama LCT telah dicapai bersama Singapura dan Korea Selatan untuk merancang kerangka kerja sama LCT dengan Indonesia.
Secara umum, LCT adalah cara bertransaksi secara bilateral antara pihak yang terlibat dan mitra bisnis dengan menggunakan mata uang lokal, seperti Yuan (CNY) dan Rupiah (Rp). Dengan kata lain, LCT membantu mengurangi ketergantungan pada mata uang asing lain dalam proses transaksi.
Saat ini, kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok dalam hal LCT, yang dimulai sejak tahun 2017, melibatkan 16 bank di Indonesia dan 8 bank di Tiongkok. Dalam dua tahun terakhir, kinerja kerjasama LCT antara Indonesia dan Tiongkok menunjukkan peningkatan yang positif, baik dalam hal volume maupun jumlah pengguna.
Sementara itu, dalam upaya untuk memaksimalkan hasilnya pada kampanye LCT yang digelar di Tiongkok, Gubernur BI secara langsung mendorong para pemimpin bank dan pelaku usaha untuk meningkatkan pemanfaatan LCT di masa mendatang.
Penggunaan LCT sebagai langkah aktif Bank Indonesia dalam mendukung perdagangan antarnegara telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap penguatan ekonomi nasional.
Kerjasama antar lembaga, pemerintah, dan pelaku usaha dalam menggalakkan pemakaian mata uang lokal dalam transaksi internasional menjadi langkah strategis untuk mencapai tujuan ini.
Dengan semakin berkembangnya implementasi LCT, diharapkan perdagangan antarnegara akan semakin lancar, efisien, dan bisa memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain itu, BI juga berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendorong perkembangan inisiatif LCT. Pada akhirnya, hal ini dapat memberi manfaat yang maksimal bagi ekonomi negara dan membantu menciptakan lingkungan perdagangan internasional yang lebih inklusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H