Jenis selanjutnya bisa diibaratkan dengan “berpikir dalam kotak” (thinking inside the box). Jadi, perusahaan akan menghapus setiap produk atau proses bisnis yang dirasa kurang efektif dan efisien.
Caranya bisa dengan menerapkan lean system. Metode ini tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun, waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai target cenderung lebih lama.
3. Idea fusion
Terakhir, gabungan antara inovasi dan improvement dengan analogi “berpikir di dalam maupun luar kotak” (thinking inside and outside the box).
Mudahnya, perusahaan akan menghapus semua proses yang tidak efisien sekaligus melakukan definisi ulang proses baru sebagai pengganti proses lama.
Metodenya bisa dengan lean sigma dengan waktu mencapai target dan angka optimal biaya bisa diatur lebih singkat dan kecil. Namun, perusahaan memerlukan sinergi yang tinggi untuk menerapkan cara ini.
Dengan memahami Business Process Reengineering, pemilik bisnis menjadi lebih siap menghadapi tantangan dan peluang yang terus berubah. Sebab, BPR memberi kerangka kerja yang kuat untuk mengidentifikasi sekaligus merampingkan proses bisnis yang ada, meningkatkan produktivitas, dan memastikan organisasi tetap kompetitif.
Dalam era perubahan yang begitu cepat, pengetahuan tentang BPR menjadi aset berharga yang dapat membantu menghadapi perubahan dengan lebih baik sehingga kelangsungan bisnis tetap terjaga.
Tentu saja, menjalani transformasi dan perbaikan adalah hal yang perlu dilakukan agar bisnis agar bisnis dapat berkembang dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H