Mohon tunggu...
Julius Manihuruk
Julius Manihuruk Mohon Tunggu... -

hesperonesia.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Atlantis [III]: Di Luar Mediterania

21 September 2012   05:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:05 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Austronesia

Tidak mengherankan jika melihat keterikatan budaya antara Indonesia dan Madagaskar saja, hubungan perdagangan keduanya di mungkinkan semenjak milenium ke-2 SM, apalagi kayu manis memang telah mencapai Mesir sejak 2000 SM. Wajar juga jika di Miletus, kota para pembuat peta itu berasal, kayu manis di persembahkan untuk dewa matahari Apollo, yang identik dengan timur di mana negeri Surya terletak dan rempah-rempah itu berasal. ... PUTRI ATLAS Karena Mesir dan Yunani mempunyai leluhur yang sama maka oleh Solon di terjemahkan dari bahasa Mesir ke dalam bahasa Yunani hingga muncullah nama Atlantis (Ατλαντίς) yang secara harfiah berarti ‘putri Atlas’ atau Atlas-feminin. Bukan sesuatu yang baru mengingat banyaknya legenda mengenai putri-putri Atlas. Ada yang berhubungan dengan taman Hesperides, dan ada yang berhubungan dengan konstelasi Taurus. Tetapi ada pula yang di percaya sebagai bagian dari sejarah, khususnya karya Homerus atau Homer, sastrawan tuna netra yang berasal dari Ionia. Secara tradisi ia selalu di hubungkan dengan kisah epik perang Troy dan sesudahnya, Iliad dan Odyssey. Ketika aksara Yunani di pergunakan, tembang-tembangnya di tulis ke dalam aksara tersebut hampir 3000 tahun yang lalu, jauh sebelum masa Plato, Herodotus, maupun Solon. Berdasarkan satu fragment yang tertulis dalam Iliad, pada jaman Yunani purba ternyata tidak seperti Yunani kuno yang mengutamakan 12 dewa-dewi Olimpus, melainkan Tiga Dewa yang mempunyai wilayah sendiri-sendiri, masing-masing di pimpin oleh Zeus (langit), Poseidon (tengah; bumi dan laut), dan Hades (dunia bawah). Kemudian yang berkenaan dengan banjir Atlantis adalah kisah bangsa maritim di negeri Ogygia. Negeri tersebut hancur di landa bencana air bah dan Plato sendiri memberi angka 9500 SM untuk peristiwa tersebut, menyamakannya dengan banjir Atlantis. Uniknya lagi, kata Ogygia berarti ‘primitif’ sekaligus ‘di awal fajar’, menunjukkan bahwa pulau tersebut adalah pulau kehidupan awal yang berada di timur. Kata Ogygia mirip dengan kata purba, perba, purwa, purwo, yang juga mengandung kedua arti tersebut. Menariknya kehidupan Atlantis-Ogygya berbau dongeng futuristik yang menakjubkan, karena adanya:

  • Permainan bola (di pantai)
  • Anjing mekanik (terbuat dari emas dan perak)
  • Perahu kapal secepat elang (dan ‘air mendidih’ di belakangnya)

. Yang menjadi Atlantis, atau putri Atlas, namanya Calypso dan kisahnya terdapat di dalam Odyssey (Ulysses). Di ceritakan Calypso sebagai penguasa pulau Ogygia menahan Odiseus selama tujuh tahun agar tidak kembali ke kampung halamannya di Ithaca. Athena mengeluh tentang tindakan Calypso kepada Zeus. Zeus lalu mengirim utusannya, Hermes, untuk menghadap Calypso dan memerintahkan untuk melepas Odiseus. Calypso akhirnya mengizinkan Odiseus untuk membangun rakit kecil dan meninggalkan pulau tersebut. Setelah berlayar, tiba-tiba badai datang dan menghancurkan rakitnya. Odiseus hanyut lalu terdampar di Scheria. Putri Nausikaa dan pelayannya pergi ke pantai dan bermain bola dengan ceria. Tawa dan teriakan mereka kemudian membangunkan Odiseus yang terdampar. Melihat keadaan Odiseus yang berantakan, para pelayan melarikan diri karena mereka tidak pernah melihat orang asing sebelumnya, kecuali putri Nausikaa. Ia bersikap ramah, lalu menyediakan pakaian, makanan dan minuman untuk Odiseus, kemudian ia mengarahkan dia ke istana Raja Alkinoös. Dalam perjalanan ke istana, Odiseus bertemu Athena yang menyamar sebagai seorang gadis lokal kecil. Athena menyarankan dengan jelas tentang bagaimana untuk memasuki istana, yang dijaga oleh anjing mekanik terbuat dari perak dan emas, yang dibangun oleh Hephaestus. Istana ini dikelilingi -- tembok perunggu yang bersinar seperti matahari -- dan gerbang terbuat dari emas. Di dalamnya terdapat taman yang megah dengan pohon-pohon yang tumbuh segala macam buah-buahan, pir, delima, dan apel, sepanjang tahun. Istana ini bahkan dilengkapi dengan sistem pencahayaan yang terdiri dari patung-patung muda-mudi terbuat dari emas dengan obor menyala di tangan mereka untuk memberikan terang pada malam hari. Setelah melewati kota, ia diperintahkan untuk masuk ke istana dan memohon belas kasihan dari ratu Arete. Odiseus, ditutupi dengan jubah awan yang disediakan oleh Athena, melewati seluruh sistem perlindungan istana dan memasuki ruang istana dan tangannya merangkul kaki ratu sambil menampakkan dirinya. Tentu saja raja Alkinoös dan orang-orang di sekitarnya terkejut melihat orang asing berjalan di dalam istana mereka tetapi mereka tetap berusaha bersikap ramah. Setelah Odiseus memberi tahu Alkinoös dan wakil-wakilnya tentang siapa dirinya berikut kisah petualangannya seusai Perang Troya, mereka segera menawarkan bantuan. Odiseus akhirnya pulang ke Ithaca di antar oleh bangsa Phaiakia. Bangsa Phaiakia memiliki kapal yang luar biasa dan berbeda dengan kapal-kapal di masanya. Kapal-kapal ini dikendalikan oleh pikiran. Alkinoös berkata bahwa, bangsa Phaiakia pernah membawa  Rhadamanthus ke Euboea, "yang merupakan tempat terjauh dari tempat manapun" dan kembali pada hari yang sama. Dia juga menjelaskan kepada Odiseus informasi kapal macam apa yang di gunakan oleh bangsa maritim Phaiakia untuk mengantarnya pulang ke Ithaca.

“Katakan, juga kepada negerimu, bangsa, dan kota, bahwa kapal-kapal kami dapat membentuk tujuan mereka menurut penyesuaian dan membawamu ke sana. Karena bangsa Phaiakia tidak memiliki pengemudi; maupun kemudi seperti layaknya bangsa-bangsa lain, tetapi kapal-kapal itu sendiri mengerti apa yang kita pikirkan dan inginkan; dan tahu semua kota dan negara-negara di seluruh dunia, dan dapat melintasi laut meski tertutupi oleh kabut dan awan, sehingga tidak ada bahaya akan terjadinya kerusakan..”

Homer juga menggambarkan kapal Phaiakia secepat elang dan memberikan gambaran nyata tentang keberangkatan kapal.

“Kapal melaju seperti kereta kuda dengan ‘empat tangan’ melaju di atas jalurnya ketika kuda-kuda merasakan cambuk. Lekuk haluannya seperti leher kuda jantan, dan gelombang besar air berwarna biru gelap mendidih di belakangnya. Ia stabil berada di jalurnya, dan bahkan seekor elang, yang tercepat dari semua burung, tidak mampu menyamai untuk tetap melaju bersamanya.”

Kata Yunani Phaiakians (Φαίακες) adalah berasal dari phaios (φαιός) yang berarti abu-abu, tentu bangsa Phaiakia di artikan sebagai bangsa yang berkulit gelap. Bangsa Phaiakia tidak ikut dalam Perang Troya dan tidak tahu siapa Odiseus sehingga mereka menyebutnya orang asing. Scheria adalah negeri bangsa Phaiakia yang terletak di belahan timur dan di gambarkan oleh Homer sebagai negeri yang yang paling jauh dan tidak ada manusia yang mempunyai pengetahuan tentang tempat ini. Atlantis-Mesir (Plato) dan Atlantis-Yunani (Homer) sama-sama bercerita tentang negeri kepulauan yang di landa banjir. Negeri tersebut adalah negeri bangsa maritim yang ahli di bindang agrikultur, pelogaman,dan pelayaran. Karena letak Ogygya di timur, tentu ini di luar nalar Yunani kuno yang saat itu Mediterania masih di anggap ‘seluruh dunia’. Berbeda dengan Atlantis-Plato yang menyebut-nyebut samudra Atlantik dan pilar-pilar Herkules, wilayah yang mereka kenal di wilayah barat. Seperti yang telah di jabarkan sebelumnya, keadaan lambat laun berubah setelah Herodotus melakukan penyelidikan ke Mesir dan menjadi Hellenes pertama yang melakukan perjalanan ke Persia dan India. Karena pengalaman Herodotus dan terjemahan puisi-puisi Solon, Plato kemudian menyimpulkan bencana Atlantis dan Ogygia terjadi pada saat yang bersamaan. Intinya, Plato berusaha menjelaskan bumi yang mempunyai dua sisi seperti uang logam, dan ia menerangkan sisi yang tidak terlihat.

Negeri Atlantis, sebagai kembaran Meditearnia, juga mempunyai ciri-ciri; laut tersendiri, pulau-pulau dan gunung-gunung api, wilayah yang rawan gempa dan tsunami, sama-sama mempunyai selat yang menghubungi ke samudra raya, dan sama-sama di bawah naungan Poseidon, dewa yang di gambarkan membawa trisula. Pada gambar sengaja negeri Atlantis saya letakkan agak ke bawah sesuai dengan lokasinya, baik di wilayah khatulistiwa (‘garis matahari’), atau ‘dunia bawah’ menurut tradisi Mediterania. Sementara penghubung kedua kolam saya buat garis simbolis, yang berisikan petunjuk-petunjuk penting yang  tertulis di dalam dialog Timaeus. Anggap saja anda sekarang berada di negeri Atlantis, lalu berlayar ke arah timur;

  • Atlantis di kelilingi benua tanpa batas
  • Emparium Atlantis menguasai seluruh pulau, beberapa pulau lain, dan sebagian dari benua itu
  • Atlantis merupakan jalan ke pulau-pulau lain (Oceania)
  • Dari pulau-pulau ini (Oceania) bisa menerobos ke benua yang berlawanan (Amerika) yang di kelilingi samudra-nyata (samudra raya)

. Sekarang kita tahu benua yang berlawanan adalah Amerika, dan ‘samudra yang mengelilingi’ atau "samudra-nyata" adalah Pasifik, samudra terluas dan terdalam, itupun setelah di temukan oleh Columbus dan pelau-pelaut barat lainnya, 1700 tahun setelah jaman Plato. Langkah berikutnya tinggal mencari sisa-sisa negeri Atlantis yang mempunyai ciri-ciri; tropikal, penghasil berbagai macam logam mulia, rempah-rempah, gading, buah kelapa, pisang, wewangian, hanya mempunyai dua musim, dan negerinya orang-orang maritim. Dan bagi para Atlantolog yang masih menganggap Atlantis berada di dalam Mediterania, samudra Atlantik, Antartika, Kutub Utara, sepertinya harus berpikir lebih keras lagi bagaimana mempertahankan surga Atlantis tetap berada di wilayah yang mereka usulkan. Namun semakin keras usaha mereka, semakin memudar ke"barat"an Atlantis. (bersambung) ... Referensi: Michael H. Hart "Understanding Human History" hal.155 Atlas Mountains – Wikipedia www.atlantisbolivia.com Phoenicia – Wikipedia Miletus – Wikipedia Cinnamon – Wikipedia Exodus 30:22-25, I Raja-Raja 10:11-12, Bilangan 24:6, Amsal 7:17, Mazmur 45:8 Chicken – Wikipedia Greek Dark Ages – Wikipedia Phoenicia – Wikipedia Proto-Sinaitic alphabet – Wikipedia Genealogy of scripts derived from Proto-Sinaitic – Wikipedia Proto-Sinaitic alphabet - Wikipedia Histories III: 111 Ancient history of Yemen  - Wikipedia Spice trade - Wikipedia/  Background www.chinese-unicorn.com/qilin/book/contents ("20. The Cinnamon Route"; "Pliny" di kutip oleh Miller 1969, hal 156) Cinnamon - Wikipedia Rhapta - Wikipedia Outrigger canoe - Wikipedia Rhapta - Wikipedia (Miller, J. Innes. 1969. Chapter 8: "The Cinnamon Route". In: The Spice Trade of the Roman Empire. Oxford: University Press) Ogyges - Wikipedia Poseidon – Wikipedia Ogygia - Wikipedia Scheria - Wikipedia ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun