Siang ini saya menjumpai anggrek hutan di depan halama rumah sudah kembali mekar, rasanya senang sekali sehingga saya membuat reels di Instagram dengan caption di atas yang menyatakan kekaguman hati saya.
Saya selalu percaya bahwa alam ini adalah guru yang setia, setiap hari akan ada pelajaran dan hal-hal baru yang memberikan makna dalam hidup kita. Hari ini saya belajar untuk menemukan makna dibalik banyaknya peristiwa hidup, ada pelajaran tentang sabar menghadapi ponakan yang usil, belajar untuk fokus pada pekerjaan walaupun kondisi rumah sangat riuh dan ribut hingga ada juga pelajaran untuk kembali menemukan alasan mengapa harus berbuat kebaikan?
Menutup cerita singkat ini, saya ingin berbagi tentang sebuah keyakinan
Pikiran positif akan mempengaruhi emosi dan perilaku kita, sehingga mengarah pada hal-hal yang positif juga; saya selalu yakin dengan hal ini. Dalam sebuah artikel oleh Viony Putri Nursalim di website Satu Persen (https://satupersen.net/) diceritakan tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh Alison Ledgerwood. Dalam penelitiannya Ledgerwood menemukan bahwa otak manusia cenderung lebih cepat, mempersepsikan hal-hal yang bertedensi negatif; sebab hal ini merupakan keadaan nature manusia dalam menyalakan alarm kewaspadaan terhadap suatu kondisi.
Teman-teman mahasiswa yang mengalami kecemasan dalam menghadapi semester tujuh, biasanya lebih banyak memikirkan kegagalan yang pernah dialami daripada memikirkan bahwa telah banyak keberhasilan yang mereka capai. Bahkan untuk dapat mencapai semester ini bukankah telah banyak keberhasilan yang kita capai? Saya selalu berusaha untuk menyeimbangkan kedua pikiran ini, ketika rasa gagal muncul, maka saya akan mengupayakan agar melihat kembali bahwa telah banyak hal-hal baik yang dicapai.
Ketika pikiran ini muncul, maka akan membawa diri kita kepada suatu kondisi yang disebut sebagai "percaya diri". Rasa percaya diri seseorang akan meningkat jika orang tersebut selalu mengevaluasi hal-hal positif dalam dirinya, namun tidak berarti dia melupakan kesalahan-kesalahan atau kegagalan kecil yang pernah terjadi. Sebab kondisi yang terlalu positif juga tidak baik, bahkan tidak bisa disebut sebagai kondisi yang well being.
Kita memang harus well being dalam menghadapi semester tujuh agar tidak menjadi cemas. Sebab belajar harus dinikmati bukan di takuti, karena setiap detik dalam hidup ini harus dirayakan dengan penuh kegembiraan di dalam jiwa.
Selamat Merayakan Hidup
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H