Mohon tunggu...
Hesdo Naraha
Hesdo Naraha Mohon Tunggu... Freelancer - Sharing for caring by "Louve" from deep Instuisi-Ku

God Is Good All The Time 💝

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masihkah Ada Semangat Laskar Pelangi di Hati Kita?

8 Mei 2020   09:00 Diperbarui: 8 Mei 2020   09:51 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chronosystem sebagaimana Bronfenbrenner menyatakanya dalam Teori Sistem Ekologi (unidiversidad.com)

Namun satu persoalan yang lebih berat lagi ialah degradasi semangat dan motivasi. Mungkin masih ada tapi tidak sebanyak yang dulu; ketika Laskar Pelangi menunjukan beratnya perjuangannya mereka demi mendapatkan Ilmu melalui sekolah.

Hari ini banyak anak-anak kita, generasi diambang zaman minelial justru mengalami defisit terhadapa semangat dan motivasi belajar. Padahal yang seharusnya terjadi ialah mereka semakin semangat, terpacu dan giat untuk belajar.

Walaupun presantase jumlahnya tidak begitu banyak, akan tetapi penyakit di tengah-tengah globalisasi ini sudah mewabah lebih awal sebelum Covid-19, dan menulari begitu banyak anak-anak di kota-kota besar maupun daerah-daerah kecil sampai pedesaan. Inilah yang disebut Chronosystem sebagaimana Bronfenbrenner menyatakanya dalam Teori Sistem Ekologi.

Sehingga sangat disayangkan ketika semangat juang yang dipertontonkan oleh Laskar Pelangi, yang seyogya nya harus dimiliki oleh setiap kita, kini telah ambruk hanya karena kenikmatan menjejaki dunia media sosial, hanya karena pentingnya membuka aplikasi games online dari pada membuka buku. Alhasil tidak banyak anak-anak yang mulai mengalami kemerosotan dalam pencapaian akademik, karena kurangnya belajar.

Orang Tua Sebagai Pendonor Semangat Belajar bagi Anak-anak 

Suneo dalam serial
Suneo dalam serial "Doraemon" selalu dikaitkan sebagai gambaran generasi masa kini (liputan6.com)

Sebagai penutup, saya ingin mengatakan hal ini: Orang Tua adalah Pendonor Semangat Belajar Bagi Anak-anak. Mengapa demikian?

Anak-anak setiap harinya bertemu dengan orang tua mereka, terkecuali bagi mereka yang sudah kehilangan salah satu atau bahkan kedu orang tuanya. Bagi mereka yang masih memiliki orang tua; ayah dan ibu, haruslah banyak mengabadikan waktu bersama, bisa dengan belajar bersama: Ingat pesannya Mas Menteri “orang tua harus menjadi guru bagi anak dirumah, karena belajar bukan hanya disekolah.”

Selain itu orang tua juga harus menjadi -Pendonor Semangat Belajar- yang bukan hanya memberikan interuksi, tetapi harus terlibat lansung dalam aktivitas anak yaitu: belajar bersama anak.

Banyak anak-anak yang sebenarnya menginginkan belajar dengan orang tuanya (atau dengan kata ingin diperhatikan lebih) tetapi merek tidak dapat menyatakannya, maka sebagai orang tua kita harus peka memahami perilaku anak, dan jangan memarahinya sebagai tambahan beban mental anak.

Dan yang terpenting adalah sharing by story telling. Anak-anak sangat suka bercerita bukan? Nah, pergunakan masa-masa #dirumahaja; WFH (work from home); learn from home sebagai waktu yang tepat untuk banyak berbagi dengan anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun