Campur kode dapat terjadi karena beberapa faktor, menurut Weisenberg (2003:5) terdapat lima alasan mengapa seseorang melakukan campur kode, yaitu untuk menandai kelompok tertentu, ketidakmampuan mencari padanan kata dalam suatu bahasa, hubungan suatu bahasa dengan topik yang dibicarakan, menunjukan otoritas, dan mengucilkan seseorang dari pembicaraan.
Memakai Bahasa Inggris, Apakah Rasa Nasionalisme jadi Pudar?
Â
Terdapat beberapa pandangan penulis paparkan  dalam penggunaan 'gado-gado bahasa'. Pertama, menggunakan bahasa Inggris tidak salah  dan justru semakin baik dalam mengikuti perkembangan. saat ini abad 21, berwawasan global merupakan perinsip yang ditanamkan oleh profil pelajar pancasila. Sehingga mampu menggunakan bahasa internasional untuk pengembangan diri.
Kedua, penutur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dapat dinilai kehilangan jati diri sebagai orang Indonesia, angkuh atau suka pamer. Sehingga diberi julukan "kebarat-baratan atau keinggris-inggrisan". Dalam wacana penggunaan bahasa Inggris seolah-olah kehilangan jati diri kita sebagai orang Indonesia.
Penggunaan bahasa negara justru menunjukkan cara berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) ketiga negara dalam hal bahasa. Pengutamaan bahasa negara merupakan cara menunjukkan kedaulatan negara mereka melalui bahasa. Hal itu juga menunjukkan ketika negara itu sebagai negara yang mandiri, percaya diri, dan berkarakter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H