Mohon tunggu...
Hery The
Hery The Mohon Tunggu... -

Berbagi cerita secara lisan dan dalam bentuk tulisan merupakan kegiatan produktif seorang pembelajaran sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nostalgia tentang Radio

2 Agustus 2014   16:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:36 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman-teman yang sudah menjadi remaja di tahun 80-an dan 90-an mungkin masih ingat mengenai siaran radio di masa-masa tersebut dan bagaimana pentingnya radio sebagai salah satu alat komunikasi di masa-masa tersebut. Berikut ini saya mencoba mengingat-ingat kembali mengenai pengalaman saya sebagai seorang penggemar siaran radio.

Kirim Lagu dan Ucapan Lewat Kartu

Pilih lagu favorit kemudian menuliskan ucapan untuk teman melalui kartu pesan merupakan salah satu kegiatan yang disenangi para kawula muda di masa saya muda (ceritanya sekarang sudah tua - he..he..). Kartu ucapan, umumnya berukuran seperti kartu pos dapat diperoleh di stasiun radio. Kalau saya biasanya membeli dalam ukuran satu bundel supaya banyak dan tidak perlu bolak balik ke stasiun radio. Belakangan, setelah telepon lebih murah biayanya, kartu ucapan mulai tergeserkan oleh panggilan langsung ke stasiun radio untuk menyampaikan pesan kepada teman secara langsung. Senang sekiranya jika teman-teman yang masih memiliki koleksi kartu-kartu ucapan yang digunakan di radio pesan dapat membalas tulisan ini dengan memposting bentuk-bentuk kartu tersebut.

Mengikuti Serial Sandiwara Radio

Sudah lupa sebenarnya bagaimana persisnya cerita-cerita di siaran radio tersebut. Ada dua judul yang saya ingat digemari oleh ibu saya dan saya juga jadi ikut-ikutan mendengarkan. Jika tidak salah, "Ibuku Malang, Ibuku Tersayang" adalah salah satu drama keluarga yang paling populer. Boleh coba dicari di YouTube dan di-Google, pasti akan ketemu ulasan para penggemar yang mencoba bernostalgia dengan sandiwara radio ini. Selain itu ada pula banyak sekali cerita berlatarbelakang sejarah kerajaan-kerajaan, seperti Tuturtinular dan Saur Sepuh. Inilah aktivitas kita di masa tersebut sebelum sinetron dan segala macam siaran televisi seramai sekarang ini.

Mendengarkan Pembacaan Cerita Pendek

Ini juga salah satu siaran yang saya senangi. Selain membaca cerita pendek dari berbagai majalah, saya juga termasuk salah satu penggila siaran pembacaan cerita pendek di radio. Setelah memndengarkan cerita biasanya aya bisa menelpon untuk meninggalkan pesan yang kemudian akan dibacakan oleh pembawa acara tersebut. Cerita yang dibacakan biasaya juga ditulis oleh para pendengar radio yang ingin berbagi kisahnya kepada pendengar lain.

Menebak Kuis dan Mendapatkan Hadiah

Ini acara yang paling menyenangkan, tapi susah-susah gampang. Kesulitanya adalah terutama di dalam melakukan panggilan ke acara untuk segera menjawab jika kriteria kemenangannya adalah cepet-cepatan. tapi ada juga acara bagi-bagi hadiah yang bisa diikuti dengan mengirim kartu pos dan kemudian diundi. Lumayan, beberapa kali saya mendapatkan hadiah dari radio lokal maupun radio yang ada di Jakarta. Hadiah yang pernah saya dapat antara lain kaos dan Vitamin C sekotak gede yang karena gak habis dibagi-bagi ke teman-teman. Selain itu pernah juga dapat tiket nonton gratis film Catatan Si Boy dan 3 slops rokok Bentol Biru. Lumayan, rokoknya saya jual murah ke warung depan rumah dan dijadikan uang jajan.

Mendengarkan Berita Gosip Artis

Walaupun tidak ada gambarnya, tetap asik-asik saja di masa itu mendengarkan cerita tentang orang lain, terutama artis-artis. Formatnya, di sela-sela pemutaran lagu, kadang para wadiabala radio menyampaikan berita-berita terkini yang benar maupun tidak benar mengenai para artis. Bagi saya yah didengarkan saja dan setidaknya bisa jadi bahan pembicaraan di waktu senggang dengan teman-teman.

Selain apa yang saya jabarkan di atas, masih ada pula beberapa siaran yang sangat penting namun kurang begitu saya ikuti, antara lain: siaran berita radio, peyampaian berita keluarga melalui RRI, siaran radio pendidikan, ramalan astrologi, ramalan cuaca, dan masih banyak lagi. Tidak lupa juga tentu saja ada iklannya.

Dengeri radio di masa itu yah pakenya alat yang namanya radio atau alat yang ada radio+tape-nya. Kalau sekarang enak yah, mendengarkan radio bisa lewat streaming online, dan apps pada tablet atau cellphone. Intinya radio itu teknologi lama yang terus mengikuti perkembangan jaman. I love you radio, walaupun di Kompasiana tidak ada kategori Radio.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun