Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Trip

Cerita Perjalanan ke Penang

20 September 2023   12:46 Diperbarui: 20 September 2023   12:51 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal bulan agustus kemarin, aku bersama keluarga melakukan perjalanan ke Pulau Penang, Malaysia untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Kami berangkat dari bandara Kualanamu dengan tujuan bandara internasional penang. Hanya menempuh jarak terbang selama kurang lebih 45 menit, kami sudah bisa menginjakkan kaki di bandara penang.

Dari bandara kami menaiki taksi menuju tempat penginapan yang sebelumnya sudah kami booking kepada pemilik penginapan. Kebetulan penginapan kami tidak jauh dari rumah sakit yang akan kami tuju. Hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 500 meter kami sudah bisa sampai di rumah sakit.

Berlokasi di Persiaran Midland, Penang, Penginapan kami adalah sebuah rumah yang terdiri dari beberapa kamar tidur, kalau tidak salah ada sekitar 9 kamar dan semuanya terisi penuh. Suasana lingkungan penginapan kami itu sangat nyaman dan bersih membuat kami betah menginap disana. Di penginapan juga disediakan fasilitas dapur untuk memasak kebutuhan makan. Karena kompor gas yang disediakan hanya satu, jadi masaknya harus bergiliran.

Setelah beberapa hari menginap, perlahan terjalin komunikasi di antara sesama yang menginap di sana. Dan ternyata, penghuni kamar penginapan adalah sama-sama berasal dari Indonesia. Ada yang berasal dari Surabaya, kalimantan, medan, makasar dan Jakarta. Setelah saling mengenal satu sama lain diantara penghuni kamar, obrolan yang lebih hangat pun semakin terjalin. Ternyata mereka adalah keluarga dari pasien yang menjalani pengobatan di rumah sakit penang. Ada beberapa di rumah sakit adventist dan ada juga di rumah sakit island hospital.

Mendengar cerita dari mereka, kami jadi mengetahui apa penyakit yang keluarga mereka derita. ada yang menderita sakit jantung, sakit tulang, sakit kanker dan kepala. Diantara mereka, ada yang sudah menjalani pengobatan selama berbulan-bulan di penang. Tentu tidak uang sedikit yang mereka keluarkan. Aku bisa bayangkan berapa banyak uang yang mereka habiskan untuk pengobatan selama berbulan-bulan dan biaya hidup di penang selama berbulan-bulan.

Melihat dan mendengar cerita dari mereka, memberikan satu pelajaran hidup yang sangat berharga bagi saya pribadi. Ternyata untuk sehat itu mahal harganya. Mengorbankan materi, pikiran, tenaga, waktu dan psikologis. Ga kebayang gimana rasanya tinggal berbulan-bulan di negeri orang dengan suasana hari-hari yang harus berurusan dengan rumah sakit, obat, dan suasana di negeri orang.

Berbagi cerita pengalaman penyakit yang diderita dan pengobatan yang dijalani, menjadi sebuah sharing experience tentang mahalnya kesehatan dan rangkaian pengobatan yang dijalani. Menjadi moment diantara kami sesama penghuni kamar di penginapan untuk bisa saling menguatkan dan memberikan semangat bagi yang sakit dan juga keluarga yang menjaganya.

Salah satu obrolan hangat yang ku rasakan, ketika di suatu pagi aku sedang duduk di beranda penginapan, aku menyempatkan ngbrol dengan sepasang suami istri yang berasal dari Surabaya. Dimana suami dari pasangan itu mengalami serangan jantung selama 2 kali pada saat berada di rumah sakit disurabaya. Setelah mendengar cerita dari mereka kenapa bisa serangan jantung padahal tidak merokok, menerapkan pola hidup sehat, ternyata faktor resiko nya adalah faktor genetik.

Mendengar cerita mereka, aku sungguh merasa berempati atas keadaan yang dialami suaminya. Dan disela obrolan, aku memberikan semangat kepada si suami itu, untuk tetap semangat. Karena bagaimanapun, semangat adalah kunci dalam menjalani hidup dalam keadaan apapun. Dengan semangat kita bisa melewati setiap kesusahan dan keadaan yang tidak mengenakkan sekalipun.

Aku merasa, seakan-akan kami itu adalah keluarga, yang bisa merasakan apa yang dirasakan masing-masing diantara kami. Karena kami semua yang ada dipenginapan itu adalah orang-orang yang menjalani pengobatan untuk sembuh dari penyakit yang diderita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun