Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Tabomura: Buah dari Konsistensi Posting Setiap Hari di Media Sosial

13 November 2022   17:25 Diperbarui: 13 November 2022   17:27 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. pribadi : Gerai Tabomura

Ada baiknya saya mengawali tulisan ini dengan flashback ke masa-masa awal indonesia ketika pertama kali dilanda pagebluk covid-19, yang mengakibatkan pembatasan aktivitas di setiap daerah di Indonesia guna memitigasi penyebaran covid-19 yang lebih meluas. Akibat adanya pembatasan aktivitas masyarakat, berdampak terhadap jalan nya roda perekonomian.

Banyak hal yang telah berubah sebagai akibat dari pandemi covid-19 termasuk kebiasaan sehari-hari, mulai dari mencuci tangan setiap hari, memakai masker apabila ke luar rumah walaupun saat ni penggunaan masker sudah mulai dilonggarkan oleh pemerintah sejalan dengan menurunnya kasus kematian dari covid-19 dan adanya ketakutan dari masyarakat untuk pergi kemana-mana termasuk ke pusat perbelanjaan.

Salah satu pihak yang paling merasakan dampak dari situasi ketika dilanda covid-19 adalah pelaku usaha bukan juga perusahaan retail bakan pengusaha umkm juga merasakan dampak yang sangat besar terhadap terjadinya penurunan penjualan.

Survey Bank Indonesia pada tahun 2021 menyebutkan sebanyak 87,5 persen UMKM terdampak pandemi Covid-19. Dari jumlah ini, sekitar 93,2 persen di antaranya terdampak negatif di sisi penjualan. Menurut survei yang dilakukan bank sentral, pandemi memberi tekanan pada pendapatan, laba, dan arus kas hingga para pemilik usaha memilih untuk wait and see.

Kondisi ini membuat pelaku usaha UMKM untuk memutar otak bagaimana caranya supaya bisa bertahan dari gelombang buruk pandemi ini agar tidak semakin terpuruk. Bagaimana para pelaku usaha UMKM bisa menaikkan penjualan mereka kembali untuk keberlansungan usaha yang sudah mereka jalankan.

Tabomura, salah satu UMKM kuliner di daerah Tarutung, termasuk salah satu pelaku usaha yang terdampak. Terbukti ketika pandemi covid-19 melanda, mereka mengalami penurunan omset penjualan hampir 50 persen.

Togi Simanjuntak, owner dari usaha Tabomura, mencoba mensiasati dengan bermigrasi dari penjualan manual ke digital. Dengan bermodalkan media sosial facebook, Togi Simanjuntak memasarkan foto produk makanananya melalui postingan diberanda facebook miliknya.

Dengan tampilan foto produk makanan yang dijualnya, Togi mempostingnya setiap hari di laman facebooknya dengan harapan bahwa setiap orang yang berteman dengan nya akan melihat dan membangkitkan niat untuk membeli. Hal ini dilakukannya secara konsisten setiap hari sampai beberapa bulan. Dia juga berharap siapa saja yang bertemannya di facebook akan turut membagikan juga setiap postingannya ke beranda yang membagikan untuk mendapat jangkauan yang lebih luas lagi.

Alhasil postingan foto produk makanannya yang dilakukannya secara konsisten, akhirnya bisa menjadi top of mind dari netizen facebook bahwa apabila ingin memesan makanan berupa kue atau snack, Tabomura adalah pilihannya.

Buah dari Konsistensi

 

Konsistensi selama ini akhirnya membuahkan hasil. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan penjualan setiap harinya. Setiap kali Togi Simanjuntak membuka open order produk makanannya misalnya untuk hari ini sebanyak 10 box untuk masing-masing jenis kue, orderannya selalu full.

Saya juga selalu mengikuti setiap postingan dari saudara Togi. Tidak sengaja saya baca komen disetiap postingannya. Dan setiap kali saya baca komen, saya juga membaca permohonan maaf dari saudara Togi bahwa orderannya sudah full. Jadi dia tidak bisa memenuhi permintaan pemesanan kue untuk hari itu dari kuota order yang dibuka. Mengingat keterbatasan dan kemampuan sumber daya tenaga kerja yang terbatas.

Adanya peningkatan grafik penjualan dari open order makanan berupa kue maupun nasi kotak, akhirnya gerai yang dia buka di salah satu galery UMKM kadang-kadang terbengkalai karena sankin banyaknya pesanan melalui online.

Berkat kegigihan dan konsistensinya migrasi pemasaran produk secara digital melalui facebook, akhirnya Tabomura cukup dikenal namanya untuk pemesanan kue, snack dan nasi kotak di daerah Tarutung dan sekitarnya bahkan jangkauannya sampai ke daerah kecamatan yang lain.

Ternyata keadaan yang sulit sekalipun, selalu ada jalan keluar terbaik untuk bangkit dan pulih lebih kuat dari keadaan yang terpuruk sekalipun. Khususnya bagi pelaku UMKM seperti Tabomura yang mengalami masa dimana penjualan mengalami penurunan yang drastis, dapat bangkit kembali lebih kuat dengan kegigihan dan konsistensi setiap harinya.

Teknologi digital seperti facebook dan e-comerce lainnya, ternyata cukup membantu setiap pelaku usaha menjalankan roda usahanya untuk pulih lebih kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun